Pada pelaksanaan proyek konstruksi di lapangan sering ditemukan berbagai kesalahan teknis, salah satunya adalah penyimpangan koordinat kolom dari posisi as rencana. Pada studi kasus Gedung Perkuliahan di Kota Padang, eksentrisitas kolom melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh standar internasional ACI 117-10. Penyimpangan diluar batas toleransi tersebut dianggap sebagai cacat konstruksi dan harus dievaluasi ulang secara struktural. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan gaya aksial (P) dan momen lentur (MX, MY) pada tiga kondisi pemodelan struktur, yaitu: (1) model normal sesuai rencana, (2) opsi 1, eksentrisitas kolom bergeser di seluruh lantai, dan (3) opsi 2, yaitu kolom hanya bergeser pada lantai satu, sementara lantai dua dan seterusnya tetap mengikuti perencanaan awal dengan metode rigid link. Pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak ETABS. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbandingan antara model normal dan opsi 1, terjadi perubahan gaya aksial (P) sebesar -1,450 % hingga 9,235 %, sendangkan untuk perubahan momen lentur hingga 63,114 %. Perubahan ini terjadi akibat terjadinya pergeseran lokasi as bangunan. Sementara itu, pada model normal dengan opsi 2 (rigid link), gaya aksial tidak mengalami perubahan, namun terjadi peningkatan momen lentur yang signifikan pada sumbu Y hingga -1142,631 % akibat pengaruh efek P-Delta. Berdasarkan hasil tersebut, model pada opsi 1 dianggap lebih stabil dan aman secara struktural dibandingkan opsi 2 karena tidak ada pengaruh efek P-Delta.
Copyrights © 2025