Pola makan tidak teratur telah menjadi faktor risiko utama terhadap gangguan status gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih. Perubahan gaya hidup, tekanan aktivitas, serta akses mudah terhadap makanan cepat saji di lingkungan perkotaan seperti Makassar, menyebabkan peningkatan kasus malnutrisi pada kelompok usia muda, termasuk anggota komunitas sosial seperti Dewan Perwakilan Distrik (DPD) Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan tidak teratur yang mencakup frekuensi makan, jenis makanan, dan waktu makan dengan status gizi pada anggota komunitas Dewan Perwakilan Distrik (DPD) Makassar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 80 responden dipilih secara acak dari 100 anggota komunitas Dewan Perwakilan Distrik (DPD) Makassar yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring mengenai pola makan serta pengukuran antropometri untuk menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT). Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pola makan yang kurang teratur, seperti frekuensi makan kurang dari 3 kali sehari dan waktu makan yang tidak tetap. Status gizi responden bervariasi, dengan sebagian mengalami gizi lebih dan sebagian lainnya gizi kurang. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pola makan tidak teratur dengan status gizi (p = 0,043). Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan tidak teratur dengan status gizi pada anggota komunitas Dewan Perwakilan Distrik (DPD) Makassar. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi gizi dan intervensi pola makan sehat bagi kelompok muda perkotaan
Copyrights © 2025