Penelitian ini mengkaji perancangan dan implementasi prototipe sistem pencahayaan darurat otomatis yang diaktifkan oleh sensor getaran dan panas, dengan fokus pada aplikasi dalam kondisi darurat seperti gempa bumi dan kebakaran. Prototipe ini mengintegrasikan sensor SW-420 untuk mendeteksi getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dan sensor LM-35 untuk mendeteksi suhu tinggi yang mengindikasikan kebakaran. Sistem dirancang untuk secara otomatis mengaktifkan lampu darurat ketika salah satu atau kedua sensor mendeteksi kondisi abnormal, sehingga memberikan pencahayaan yang sangat dibutuhkan untuk evakuasi dan mitigasi risiko selama keadaan darurat. Evaluasi kinerja prototipe menunjukkan bahwa lampu darurat berhasil diaktifkan dalam kondisi getaran pada jarak 0-15 cm dari sumber getaran dan dalam kondisi suhu tinggi pada jarak 0,5 cm atau kurang dari sumber panas. Desain prototipe mematuhi Standar Nasional Indonesia 03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, yang memastikan bahwa sistem memenuhi standar keselamatan dan kinerja yang relevan. Inovasi utama dari penelitian ini terletak pada integrasi dua sensor yang berbeda untuk mengaktifkan pencahayaan darurat, sehingga memberikan respons yang lebih komprehensif terhadap berbagai jenis keadaan darurat. Penelitian ini berpotensi berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kesiapsiagaan dan respons bencana dengan menyediakan sistem pencahayaan darurat otomatis yang andal dan efektif.
Copyrights © 2025