Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

An application of ANFIS for Lung Diseases Early Detection System Mochamad Yusuf Santoso; Am Maisarah Disrinama; Haidar Natsir Amrullah
Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control Vol. 5, No. 1, February 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.802 KB) | DOI: 10.22219/kinetik.v5i1.996

Abstract

Indonesian Basic Health Research in 2018 showed the prevalence of pneumonia, pulmonary tuberculosis (TB) and lung cancer in Indonesia 4.0% 0.4% and 0.18%, respectively. However, the number of lung specialists is small. According to the Indonesian Lung Specialist Association webpage, the number of doctors joined in the association up to 2008 were 452. This amount is very less when compared with existing lung disease cases. Thus, the handling of lung disease will be too late. The use of ANFIS for early detection of lung disease is growing. However, the systems designed are need preprocessing data to be executed and still applied for one type of disease. This paper will design a desktop application based on ANFIS expert system to detect lung disease early, i.e. for pneumonia, pulmonary TB and lung cancer. The system will work based on simple symptoms expressed by the patient. Subtractive clustering is used for clustering process. The results of the training showed that the models were able to give better performance compared to the model built using conventional clustering methods. The test results show that those three models have comparable performance compared to their counterpart. Software validation shows that the it gives 94.00% succeed for training data and up to 100% for testing data. This application is not intended to replace the role of a doctor, but to help diagnose the patient's condition earlier.
Analisis Reduksi Spektrum Sinar Biru Berbasis Papercraft Spectrometer pada Layar Ponsel Pintar Berjenis LED Mochamad Yusuf Santoso; Galih Anindita; Mades Darul Khairiansyah; Joko Endrasmono; Edy Setiawan
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.73 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i2.12129

Abstract

Seperti yang sudah kita alami bersama, ponsel pintar saat ini sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. Pengguna ponsel pintar di Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 191,6 juta orang (70,1% populasi). Durasi penggunaan yang cenderung lama akan memberikan efek yang pada tubuh. Hal ini berhubungan dengan paparan radiasi sinar biru yang dihasilkan layar ponsel pintar. Penggunaan teknologi Light Emitting Diode (LED) menjadi semakin terkenal luas pada layar ponsel pintar. Walaupun terlihat berwarna putih, namun cahaya yang dipancarkan dari layar ponsel pintar memiliki panjang gelombang 400 – 490 nm, yang tergolong dalam kategori sinar biru. Dua saran umum yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi sinar biru yaitu pengurangan cahaya tingkat tinggi yang tidak perlu di malam hari dan redaman komponen panjang gelombang pendek dari spektrum. Namun, masih banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa ponsel pintar mereka memiliki fitur filter sinar biru. Spektrum sinar biru dari layar ponsel dapat diamati menggunakan spektrometer. Saat ini, spektrometer sangat murah telah dikembangkan untuk dapat dirakit sendiri, misalnya papercraft spectrometer dari Public Lab. Artikel ini akan berfokus pada analisis reduksi sinar biru dari layar ponsel pintar berjenis LED. Terdapat tiga ponsel pintar yang diamati, yaitu masing-masing satu unit ponsel berjenis layar AMOLED, OLED dan Super AMOLED. Pengamatan dilakukan ketika fitur filter sinar biru bawaan ponsel diaktifkan atau tidak. Hasil analisis spektrum menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai intensitas ketika filter sinar biru tidak diaktifkan dan diaktifkan. Ketika filter sinar biru bawaan dari ponsel diaktifkan, maka intensitas yang dihasilkan dari layar lebih rendah dibandingkan tanpa mengaktifkan filter. Berdasarkan perhitungan reduksi intensitas sinar biru, didapatkan bahwa rata-rata filter dari ketiga ponsel yang diamati mampu mereduksi sinar biru antara 52,79% - 68,78%. Ponsel pintar dengan layar Super AMOLED memiliki performansi reduksi spektrum sinar biru lebih baik dibandingkan dengan ponsel dengan layar OLED dan AMOLED.
Pemenuhan Kebutuhan Alat Pemadam Api Ringan Pada UMKM “Pentol Gilaaa” Surabaya Mochamad Yusuf Santoso; Aulia Nadia Rachmat; Fitri Hardiyanti; Imam Khoirul Rohmat; Ahmad Erlan Afiuddin; Mey Rohma Dhani
Surya Abdimas Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v6i1.1581

Abstract

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu penyangga perekonomian Indonesia. Meski peran UMKM bagi perekonomian negara sangat besar, salah satu tantangan yang dihadapi UMKM adalah bagaimana meningkatkan produktivitas, sekaligus di saat yang sama meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja. K3 tidak hanya perlu diterapkan oleh perusahaan besar atau sektor dengan potensi bahaya tinggi seperti konstruksi dan pertambangan, namun juga oleh UMKM. UMKM “Pentol Gilaaa” merupakan salah satu usaha kuliner yang menyajikan jajanan pentol modern di Surabaya. Seiring dengan berkembangnya pasar dan meningkatnya minat konsumen, proses produksi tidak lagi dilakukan pada skala rumah tangga. UMKM ini memiliki rumah produksi yang memiliki berbagai macam peralatan yang dapat menimbulkan potensi bahaya. Salah satu potensi bahaya yang timbul adalah kebakaran, karena digunakan kompor dalam proses produksi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) bagi UMKM kuliner “Pentol Gilaaa”. Kegiatan diawali dengan observasi rumah produksi, yang dilanjutkan dengan identifikasi bahaya kebakaran. Hasil observasi dan identifikasi bahaya kemudian dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi jenis APAR dan penempatannya. Hasil rekomendasi yang dapat diberikan adalah tabung APAR yang cocok untuk digunakan yaitu APAR dengan media tepung kering (dry chemical). Hal ini karena potensi kebakaran yang terjadi tergolong kebakaran kelas A, B, dan C. Jumlah APAR yang dibutuhkan adalah empat buah untuk lantai 1 dan satu buah untuk lantai 2. Untuk penempatan APAR, diberikan rekomendasi berupa peta penempatan APAR. Tindak lanjut dari kegiatan ini dapat berupa pelatihan penggunaan dan pemeliharaan APAR yang benar.
Pelatihan Robot Line Tracer Analog untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Wonorejo 27 Surabaya Noorman Rinanto; Lilik Subiyanto; Joko Endrasmono; Mochamad Yusuf Santoso; Fitri Hardiyanti; Ahmad Erlan Afiuddin; Budi Prasojo; Mirna Apriani; Annas Singgih Setiyoko; Agus Khumaidi
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (JPMM) Vol 1, No 2: Oktober (2019)
Publisher : Universitas Amikom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.041 KB) | DOI: 10.35671/jpmm.v1i2.910

Abstract

Salah satu teknologi robotika yang banyak digunakan adalah robot penjejak garis atau yang lebih sering disebut robot line tracer atau line follower. Selain dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan, robot juga menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di tingkat Sekolah Dasar (SD). Kegiatan ekstrakurikuler robotika memberikan dampak positif terhadap ketrampilan berpikir kreatif siswa usia SD. Selain itu, mempelajari robotika berhubungan dengan pelajaran matematika, fisika, sain dan teknologi, dan komputer dan pemrograman. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah 27 Surabaya merupakan salah satu sekolah dasar modern yang berbasis pesantren yang berlokasi di Rungkut, Surabaya. Ektrakurikuler Robotika pada madrasah ini berdiri sejak Desember 2018. Karena termasuk ektrakurikuler baru, maka untuk prestasi mungkin masih sebatas keberhasilan pembuatan robot line tracer analog (LTA) setelah beberapa bulan mengikuti kegiatan ekstra. Selain itu untuk fasilitas yang disediakan pun masih terbilang cukup minim untuk kegiatan belajar mengajar sehingga agak sulit menyampaikan materi robotika yang cukup berat jika tidak diimbangi dengan peralatan dan fasilitas yang memadai. Pada pengabdian masyarakat ini dilaksanakan kegiatan pelatihan robot LTA untuk siswa MI Muhammadiyah 27 Surabaya. Kegiatan terdiri dari penyampaian materi dan praktik. Kegiatan diikuti oleh beberapa siswa dan guru dari semua tingkatan kelas. Terdapat lima robot yang berhasil dirakit untuk diuji pada lintasan yang telah disediakan.
Penerapan FGS-PID pada Muffle Furnace untuk Kendali Temperatur Pembakaran Silika Sekam Padi Mochamad Yusuf Santoso; Sryang Tera Sarena
semanTIK Vol 5, No 2 (2019): semanTIK
Publisher : Informatics Engineering Department of Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.896 KB) | DOI: 10.55679/semantik.v5i2.7064

Abstract

Pada proses penggilingan padi, sekitar 20-22 persen dari berat padi akan menjadi sekam. Salah satu potensi dari sekam padi adalah kandungan silikanya. Untuk menghasilkan silika tersebut, dapat dilakukan dengan cara ekstaksi alkalin atau dengan membakar sekam di dalam tungku. Namun, pembakaran sekam padi untuk menddapatkan silika amorf membutuhkan temperatur dan waktu pembakaran yang tepat. Untuk mengendalikan temperatur ruang pembakaran seperti yang diinginkan, peran dari operator tungku menjadi sangat penting. Beberapa studi pengendalian tungku pembakaran telah dilaksanakan, baik teknik konvensional (kendali PID) maupun teknik kendali modern. Penelitian ini akan mengaplikasikan teknik kendali gabungan konvensional dan modern, yaitu FGS-PID, untuk mengontrol temperatur pembakaran sekam padi. Berdasarkan hasil simulasi, teknik FGS-PID memberikan performansi yang lebih baik dibandingkan dengan kendali PID konvensional, baik untuk tungku yang kosong maupun saat pembakaran sekam padi.
Analisis Nilai Pengukuran Penerangan pada Laboratorium Ergonomi sesuai Permenaker No 05 Tahun 2018 Aulia Nadia Rachmat; Mochamad Yusuf Santoso; Ricky Zakaria
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 7 No 2 (2023): G-Tech, Vol. 7 No. 2 April 2023
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.366 KB) | DOI: 10.33379/gtech.v7i2.1998

Abstract

The ergonomics laboratory is one of the facilities of vocational education at the diploma level. The ergonomics laboratory is used for various practical activities, including anthropometric data measurement, work sampling, and biomechanics. This activity is required in accordance with the standards. So, this study will discuss the measurement and analysis of lighting in the room in agreement with SNI 7062: 2019 and Permenaker No. 05 of 2018. The ergonomics laboratory is divided into 3 rooms, namely the technician room, the lecturer room, and the main laboratory. The results of the measurement of the average lighting intensity in the ergonomics laboratory are 101.23, 136.63 lux, and 161.58 lux. The three rooms do not meet the lighting standards. Several factors that influence this condition include the presence of a square window in this room which is covered by building components so that it blocks sunlight as natural lighting from entering room.
Studi Konsumsi Baterai Pada Penggunaan Filter Sinar Biru Tablet Komputer Untuk Aktivitas Daring Mochamad Yusuf Santoso; Galih Anindita; Am Maisarah Disrinama; Joko Endrasmono; Edy Setiawan
Teknika Vol 12 No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Center for Research and Community Service, Institut Informatika Indonesia (IKADO) Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34148/teknika.v12i2.608

Abstract

Pengguna perangkat seluler di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, tercatat lebih dari 370 juta pengguna seluler, melebihi total populasi negara. Penggunaan gawai yang semakin intens dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan, khususnya terhadap organ penglihatan. Salah satu potensi bahaya dari perangkat seluler portabel yang dapat menyebabkan risiko kesehatan mata adalah paparan radiasi sinar biru dari layar gawai. Filter sinar biru, yang sudah disematkan oleh pabrikan gawai pada produk seluler terkini, dapat menjadi salah satu solusi yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk meminimalkan risiko tersebut. Namun, masih banyak pemilik perangkat yang belum menyadari keberadaan fitur ini. Selain itu, penggunaan sejumlah fitur pada gawai diprediksi akan meningkatkan konsumsi daya baterai. Artikel ini akan menyajikan hasil survei pengguna terkait pengetahuan mereka tentang fitur filter sinar biru. Lebih lanjut, pengukuran konsumsi baterai menggunakan aplikasi Accubattery juga dilakukan terhadap penggunaan filter sinar biru untuk beberapa aktivitas daring. Hasil survei menunjukkan bahwa lebih banyak pengguna yang belum mengetahui tentang filter sinar biru pada gawai yang mereka miliki. Hasil pengukuran daya baterai menunjukkan bahwa penggunaan filter dapat meningkatkan konsumsi baterai perangkat dengan peningkatan terbesar didapatkan untuk aktivitas menonton video secara daring, yaitu hampir dua kali lipat. Berdasar hasil perhitungan selisih konsumsi daya ketika filter diaktifkan dan tidak, pengguna direkomendasikan untuk mengaktifkan filter saat aktivitas rapat daring dan belajar daring, karena konsumsi daya dari kedua kegiatan tersebut tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
PENYULUHAN METODE MUDAH DAN PRAKTIS KARAKTERISASI FLY ASH SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN Wiwik Dwi Pratiwi; Mochamad Yusuf Santoso; Endang Pudji Purwanti; Adhi Setiawan
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3681

Abstract

Fly ash yang merupakan residu pembakaran batu bara memiliki potensi untuk digunakan sebagai supplementary cementitious material (SCM), yaitu material yang fungsinya mengganti sebagian semen. Jika divaluasi, harga fly ash berkisar antara Rp 130.000 sampai Rp 140.000 per ton. Namun, fly ash perlu dikarakterisasi terlebih dahulu untuk memastikan potensi tersebut. Permasalahan yang melatarbelakangi pengabdian kepada masyarakat ini adalah banyaknya fly ash yang dihasilkan oleh mitra dan belum dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, untuk karakterisasi fly ash diperlukan pengujian di laboraturium tertentu. Sehingga, pada kegiatan ini dilakukan penyuluhan metode mudah dan praktis karakterisasi fly ash sebagai bahan substitusi semen. Berdasarkan identifikasi permasalahan mitra, didapatkan informasi bahwa limbah fly ash yang dihasilkan sebanyak 6-ton per hari dan langsung diangkut oleh pengolah sampah. Melihat potensi tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan menguji sampel fly ash dari mitra. Hasil pengujian menunjukkan bahwa karakterisktik water requirement dari sampel melebihi batas maksimum dari persyaratan dari ASTM C618-19, sehingga masih perlu peningkatan kualitas dari fly ash jika akan digunakan sebagai bahan pembuatan beton. Hal ini dikarenakan semakin tinggi water requirement nya, maka kekuatan beton akan semakin rendah. Hasil ini kemudian dijadikan sebagai bahan paparan dalam kegiatan penyuluhan bebentuk grup diskusi dengan mitra. Selain hasil pengujiaan sampel, rekomendasi terkait perbaikan karakteristik fly ash juga dipaparkan ketika penyuluhan. Rekomendasi yang diberikan berupa beberapa alternatif teknik untuk optimalisasi pembakaran batu bara dan mendapat respon positif dengan tindak lanjut berupa koordinasi internal dalam rangka perencanaan strategi pemanfaatan fly ash
Evaluasi Ventilasi Mekanik Berdasarkan SNI 03-6572-2001 Area Pouring di Perusahaan Pengecoran Logam Salsabillah Hayyu Ramadhina; Mochamad Yusuf Santoso; Aulia Nadia Rachmat
Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering Vol. 2 No. 1 (2024): Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jshee.v2i1.14

Abstract

Pada perusahaan pengecoran logam berbasis investment casting terdapat area khusus peleburan logam atau yang biasa disebut dengan area pouring. Temperatur pada area tersebut mencapai 46°C, dimana hal ini tidak sesuai dengan SNI 03-6572-2001 mengenai faktor kenyamanan termal yang mensyaratkan mengisyaratkan bahwa temperatur udara kering pada ruangan yang nyaman maksimal sebesar 27,1 °C dengan kelembaban 40% - 60% dan kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan tidak boleh kurang dari 0,15 m/detik. Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian rekayasa teknik berupa pemasangan 2 buah ventilasi mekanik turbine cyclone. Untuk mengetahui apakah ventilasi mekanik tersebut telah memenuhi standar SNI 03-6572-2001 maka perlu dilakukan evaluasi pada area pouring. Hasil evaluasi kenyamanan termal menunjukkan nilai temperatur kering 38,9 ⁰C, kelembaban udara 52%, dan kecepatan angin sebesar 0,19 m/s. hasil evalusi ventilati mekanik eksisting menunjukkan nilai pergantian udara sebesar 1 kali/jam lalu untuk volume udara per orang adalah 0,7 m3/min/orang. Maka konidisi kenyamanan termal serta waktu pertukaran udara per jam tidak memenuhi standar SNI 03-6572-2001. Maka dari itu perlu dilakukan upaya pengendalian lebih lanjut guna menciptakan area kerja yang sehat dan aman bagi para pekerja.
ANALISIS PELAPISAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI DAN STRUKTUR MIKRO GREY CAST IRON Fitri Hardiyanti; Mochamad Yusuf Santoso
Jurnal Teknologi Maritim Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Maritim
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) - PPNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jtm.v1i1.423

Abstract

Material besi tuang kelabu merupakan bahan yang banyak digunakan untuk aktivitas industri, termasuk industri rumah tangga. Bahan ini memiliki titik leleh yang rendah, sehingga mudah untuk dibentuk, bahkan pada cetakan yang rumit. Masalah utama pada logam untuk industri adalah korosi. Beberapa teknik digunakan untuk menghalangi korosi.salah satu caranya adalah pelapisan logam, seperti elektroplating. Teknik ini akan diterapkan pada besi tuang kelabu untuk melindungi dari pengaruh lingkungan, seperti hujan atau air laut. Makalah ini akan melakukan kajian pengaruh waktu perendaman dan konsentrasi larutan elektroplating untuk besi tuang kelabu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan dan semakin lama waktu perendaman, laju korosi akan melambat. Pengujian struktur mikro menunjukkan hasil bahwa bahan besi tuang kelabu akan mengalami perubahan struktur mikro setelah korosi