Pendidikan modern sering memprioritaskan hasil kognitif daripada perkembangan moral, yang mengarah pada krisis moral masyarakat. Ayyuhā al-Walad karya Imam Al-Gazāli menawarkan kerangka kerja sufistik-etis untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menekankan pemurnian hati (tazkiyat al-nafs) dan harmoni sosial. Studi ini mengkaji model pendidikan moral Al-Gawalli dan penerapannya dalam konteks multikultural Palembang, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai etika dalam pendidikan kontemporer. Dengan menggunakan penelitian perpustakaan kualitatif, penelitian ini menganalisis data primer dari Ayyuhā al-Walad dan sumber sekunder tentang sejarah sosial-budaya Palembang melalui metode deskriptif-analitis dan analisis konten. Tasawwuf akhlāqi-amali Al-Gazāli mengintegrasikan disiplin spiritual (mujāhadah) dan interaksi sosial etis, mendorong "nol konflik" di Palembang melalui lembaga-lembaga lokal seperti rumah guru dan masjid. Penelitian ini menganjurkan untuk menanamkan pendidikan moral berbasis Sufi dalam kurikulum modern untuk menumbuhkan individu yang seimbang dan bertanggung jawab secara sosial.
Copyrights © 2025