Produksi gula kelapa di Indonesia masih banyak dilakukan berdasarkan intuisi tanpa penggunaan takaran dan parameter yang terstandar sehingga kualitas yang dihasilkan tidak konsisten. Rendahnya kualitas gula kelapa dapat disebabkan oleh ketiadaan panduan produksi. Besarnya potensi pemasukan dan keberlanjutan usaha pengolahan gula kelapa tidak diimbangi dengan kemampuan pengrajin dalam mengelola keuangan. Hal ini sebagai landasan kegiatan pengabdian di Desa Batuanten, Kabupaten Banyumas, meliputi pengumpulan data dan informasi awal, penyusunan panduan produksi, pelatihan dan pendampingan. Setiap pengrajin memiliki cara dan takaran masing-masing, mulai dari proses pengambilan nira kelapa, pengolahan, hingga pengeringan dan pembentukan gula kelapa. Materi pelatihan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya memproduksi pangan olahan yang aman, bermutu, dan layak untuk dikonsumsi oleh konsumen. Penyusunan panduan produksi merujuk praktik terbaik dari pengrajin gula kelapa yang telah menghasilkan produk berkualitas. Panduan ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari penyiapan bahan baku, penyiapan bahan tambahan, penyiapan peralatan dan proses pengolahan. Peserta juga dilatih untuk menyusun catatan keuangan terkait pemasukan dan pengeluaran. Hasil evaluasi pelatihan menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14,9%. Pengrajin juga didampingi dan diberikan beberapa peralatan baru guna menunjang penerapan panduan yang optimal.
Copyrights © 2025