Edamame merupakan kedelai sayur yang berasal dari Jepang dan biasa dikonsumsi untuk dijadikan sebagai cemilan dengan cara direbus. Kandungan protein pada edamame sebesar 31,52%. Budidaya Edamame dapat dilakukan secara konvensional ataupun organik. Budidaya secara konvesional secara terus menerus dapat merusak tanah dan keragaman hayati, sehingga perlu beralih pada budidaya sistem organik yang memiliki keunggulan untuk memperbaiki tanah dan meningkatkan nilai C-organik pada tanah. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini bertujuan untuk menelaah budidaya tanaman edamame secara organik dan analisis usahataninya. Kegiatan dimulai dengan mempersiapkan benih, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pascapanen. Pengolahan lahan dimulai dengan pembersihan lahan, pengemburan tanah, pembuatan bedengan, dan lubang tanam serta aplikasi pupuk dasar. Penanaman edamame dilakukan dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm, dan kedalaman lubang 3-5 cm. Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Panen dilakukan ketika kedelai edamame mencapai usia 60-65 hari setelah tanam, dan pascapanen mencakup penyortiran, pencucian, penirisan, dan pengemasan hasil panen. Analisis usahatani tanaman edamame di PT Dwipa Jawa Organik Boja Farm selama satu peridoe tanam dapat menghasilkan 275 kg edamame dengan penerimaan 8.250.000, biaya total sebesar 7.681.133, keuntungan 568.867, R/C sebesar 1.07, BEP produksi 256 kg, dan BEP harga 12.801/kg, sehingga usahatani ini dianggap layak untuk dijalankan.
Copyrights © 2024