Komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien merupakan elemen kunci dalam pelayanan klinik kecantikan, khususnya pada tahap konsultasi awal yang berperan dalam membangun kepercayaan dan loyalitas pasien. Namun, belum banyak penelitian yang menyoroti bagaimana komunikasi efektif dapat diterapkan dalam konteks klinik estetika serta bagaimana media sosial berperan dalam menarik perhatian pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunikasi interpersonal dokter dan staf dalam proses konsultasi awal serta pemanfaatan media sosial klinik X dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pasien. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif di klinik X cabang Bogor. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan dokter dan staf, serta studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Instrumen penelitian didasarkan pada lima indikator komunikasi interpersonal DeVito (openness, empathy, supportiveness, positiveness, equality), konsep REACH, Teori Penetrasi Sosial, serta teori McLuhan mengenai media komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsultasi awal berfungsi bukan hanya sebagai tahap diagnostik, melainkan strategi komunikasi interpersonal untuk membangun kepercayaan pasien. Dokter di klinik X berhasil menciptakan suasana konsultasi yang terbuka, empatik, suportif, positif, dan setara, sehingga pasien merasa dihargai serta lebih nyaman dalam menyampaikan keluhan. Selain itu, media sosial, khususnya Instagram, berperan penting dalam menarik perhatian pasien baru melalui konten edukatif, promosi, dan testimoni. Kombinasi komunikasi tatap muka yang intensif dengan media digital memperkuat citra klinik serta meningkatkan loyalitas pasien. Temuan ini menegaskan bahwa efektivitas komunikasi interpersonal dan media sosial berimplikasi langsung pada peningkatan kepercayaan, kepuasan, dan loyalitas pasien.
Copyrights © 2025