Tempe merupakan produk fermentasi khas Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai pangan bergizi sekaligus ikon budaya. Indonesia merupakan produsen tempe terbesar di dunia dengan lebih dari 115.000 pengrajin, namun sebagian besar masih menggunakan metode produksi tradisional sehingga mutu dan daya saing produk seringkali belum optimal. Salah satu aspek penting yang memengaruhi kualitas tempe adalah sistem pengemasan, baik dari sisi higienitas, umur simpan, maupun penerimaan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pengemasan tempe segar di Rumah Tempe Indonesia (RTI) Cilendek, Bogor Barat, Jawa Barat, dengan fokus pada jenis kemasan yang digunakan, tahapan pengemasan, serta implikasinya terhadap mutu dan daya saing produk. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui observasi langsung, wawancara dengan karyawan, serta dokumentasi proses produksi dan pengemasan. Data dianalisis secara kualitatif dengan mereduksi, menyajikan, dan menarik kesimpulan dari informasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTI menggunakan tiga jenis kemasan utama, yaitu plastik polipropilen (PP) sebagai kemasan primer, daun pisang untuk produk tradisional tertentu, serta folding carton sebagai kemasan sekunder. Plastik PP lebih efisien untuk distribusi skala besar, sedangkan daun pisang memberikan aroma khas yang disukai konsumen meskipun memiliki umur simpan lebih singkat. Folding carton berperan meningkatkan perlindungan dan daya tarik produk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah manajemen pengemasan di RTI berperan strategis dalam menjaga mutu, meningkatkan nilai jual, dan memperkuat citra tempe higienis di pasar. Keterbatasan penelitian adalah sifatnya yang masih deskriptif sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan uji fisik, kimia, dan organoleptik untuk memperkuat data kuantitatif.
Copyrights © 2025