Peradangan merupakan respons biologis alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, yang ditandai dengan gejala seperti nyeri, panas, kemerahan, dan pembengkakan. Penggunaan obat antiinflamasi sintetis jangka panjang seringkali menimbulkan efek samping, terutama pada sistem pencernaan dan kardiovaskular. Salah satu alternatif potensial adalah penggunaan tanaman obat, seperti rimpang jahe (Zingiber officinale Roscoe), yang mengandung senyawa aktif termasuk flavonoid, alkaloid, dan gingerol, yang dikenal karena sifat antiinflamasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak etanol 96% rimpang jahe dalam mengurangi peradangan yang diinduksi karagenan pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.). Metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap digunakan. Subjek dibagi menjadi lima kelompok: kelompok kontrol negatif (1% Na CMC), kelompok kontrol positif (natrium diklofenak), dan tiga kelompok perlakuan yang menerima ekstrak jahe dengan dosis 300, 400, dan 500 mg/kgBB. Data dianalisis menggunakan ANOVA Satu Arah dan dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey HSD. Semua kelompok perlakuan menunjukkan penurunan tingkat inflamasi, dengan dosis 500 mg/kgBB menunjukkan efek paling signifikan, sangat mirip dengan efek natrium diklofenak. Uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan. Ekstrak etanol rimpang jahe menunjukkan potensi sebagai agen antiinflamasi alami yang efektif, terutama pada dosis 500 mg/kgBB
Copyrights © 2025