Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena yangâIndoglishâ dan âJawanesiaâ dalam domain pendidikan. Deskripsi dilakukan denganmenggambarkan bentuk âIndoglishâ dan âJawanesiaâ dilanjutkan dengan deskripsimotif yang ada entitas bahasa tersebut, diikuti oleh deskripsi dampak terhadapupaya dignifying bahasa Indonesia. Data penelitian ini diambil dari ucapan-ucapanlangsung diucapkan oleh guru, dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan,di manapun dan kapanpun mungkin, di lembaga pendidikan tertentu di sekitarDaerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukandengan menerapkan metode partisipasi, apakah itu partisipasi wawancara ataupartisipasi tanpa wawancara. Data yang terkumpul kemudian diklasifikasikandan ditandai sebelum metode dan teknik analisis data yang diterapkan. Untukmenganalisis data, peneliti menerapkan metode distribusi analisis. Hasil analisiskemudian disajikan dalam bentuk cara informal hasil penelitian presentasi,tidak dalam bentuk formal yang salah yang konvensional digunakan simbol danrumus bentuk bahasa. Hasil penelitian tersebut dapat diringkas seperti berikut:(A) bentuk âIndoglishâ dan âJawanesiaâ terjadi di tingkat kata, frasa, klausa, dankalimat. Bentuk-bentuk âIndoglishâ sebagian besar dalam bentuk kata-kata ataufrasa, sedangkan bentuk linguistik dari âJawanesiaâ berada dalam bentuk klausaatau kalimat. (B) Motif menggunakan âIndoglishâ dan âJawanesiaâ dapat kemudiandisebutkan sebagai berikut: (1) prestise dalam berbicara dan membangkitkanhubungan dekat, (2) motif serampangan dan membuat rasa humor, (3) pretentionmotif dan menunjukkan kebanggaan, (4) menunjukkan tertutup hubungan,(5) menunjukkan jengkel, (6) menunjukkan arogansi, (7) yang menunjukkanmemiliki kompetensi bahasa yang baik, (8) penceritaan tertutup hubungan kepadaorang lain, (9) yang menunjukkan kompetensi bahasa dan persahabatan tertutup,(10) yang menunjukkan penekanan, (11) yang menunjukkan kompetensi bahasadan kemudahan dalam berbicara, (12) yang menunjukkan kompetensi bahasadan prestise, (13 ) yang menunjukkan perasaan bangga, (14) yang menunjukkangaya tertentu dalam berbicara, (15) pembuatan kemudahan dalam berbicara, (16)pembuatan kemudahan dalam berbicara dan menunjukkan kejengkelan, (17)pembuatan kemudahan dalam berbicara dan menunjukkan tertutup hubungan, (18)yang menunjukkan kompetensi bahasa yang baik dan pretention dalam berbicara,(19) yang menunjukkan dari pretention dalam berbicara dan menunjukkankompetensi bahasa, (20) pembuatan kemudahan dalam berbicara dan menunjukkanniat, (21) pretensi dalam berbicara dan menunjukkan persahabatan (C) Implikasidari âIndoglishâ dan âJawanesiaâ terhadap upaya dignifying bahasa Indonesiaadalah sebagai berikut. (1) Penggunaan âIndoglishâ dan âJawanesiaâ yang tidakdianggap positif dan kesalahan dalam menggunakan bahasa yang tampaknya akandiabaikan mungkin akan menghancurkan bahasa Indonesia secara keseluruhansekarang dan kemudian. (2) Upaya mengoptimalkan dinamika dan martabat bahasaIndonesia akan terhalang karena banyak orang tidak memiliki pengabdian dalammenggunakan bentuk bahasa tapi kemudian mereka cenderung menggunakanbentuk-bentuk bahasa yang tidak mendukung pelaksanaan bahasa Indonesia yangbenar. (3) Sebagai salah satu manifestions dari syles bahasa Indonesia dan / ataumendaftar, pengembangan âIndoglishâ dan âJawanesiaâ seharusnya tidak terlalukhawatir sejauh diikuti oleh kesadaran konteks dan menggunakan dengan bahasaIndonesia.Kata Kunci: âIndoglishâ, âJawanesiaâ, fenomena, konteks, martabat bahasa
Copyrights © 2014