Stunting masih menjadi masalah gizi kronis yang menghambat kualitas sumber daya manusia di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bima, sehingga diperlukan upaya penanggulangan berbasis potensi lokal yang berkelanjutan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman gizi dan keterampilan masyarakat Desa Wilamaci melalui pemanfaatan daun kelor (Moringa oleifera) dan rumput laut Sargassum sebagai pangan tambahan untuk pencegahan stunting. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi sederhana, pendampingan, serta evaluasi keberlanjutan program. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat, dimana 90% responden menilai sosialisasi sangat baik/baik, serta peningkatan keterampilan pengolahan pangan lokal, di mana 90% masyarakat puas hingga sangat puas pada tahap pelatihan. Selain itu, aspek pendampingan memperoleh apresiasi tertinggi dengan 65% sangat puas, sedangkan keberlanjutan program mendapat dukungan positif dari 85% responden. Kesimpulannya, kegiatan ini efektif dalam meningkatkan kesadaran gizi, keterampilan pengolahan pangan lokal, serta mendorong terbentuknya kelompok usaha desa berbasis kelor dan Sargassum, sehingga berpotensi menjadi model pengabdian berkelanjutan dalam penanggulangan stunting.
Copyrights © 2025