Penelitian ini membahas peran media sosial dalam membantu mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menghadapi culture shock, yaitu ketidaknyamanan psikologis yang timbul akibat perbedaan budaya yang mencolok antara daerah asal dan lingkungan baru. Culture shock kerap dialami oleh mahasiswa perantau yang harus menyesuaikan diri dengan bahasa, norma sosial, serta gaya hidup yang berbeda. Dalam konteks ini, media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan TikTok berfungsi sebagai alat bantu penting yang memungkinkan mahasiswa memperoleh informasi real-time, membangun jaringan sosial baru, dan memahami budaya lokal secara lebih cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggali pengalaman mahasiswa UTM dalam menggunakan media sosial sebagai sarana adaptasi. Hasilnya menunjukkan bahwa media sosial dapat mempercepat proses adaptasi, namun juga menimbulkan tantangan baru seperti ekspektasi yang tidak realistis, isolasi virtual, dan miskomunikasi budaya. Oleh karena itu, penggunaan media sosial perlu diimbangi dengan interaksi langsung dan literasi digital yang baik agar manfaatnya optimal dalam mendukung proses adaptasi lintas budaya mahasiswa.
Copyrights © 2025