Remaja merupakan periode perkembangan yang membutuhkan dukungan, terutama dari keluarga, dan ketika remaja mengalami kondisi broken home mereka cenderung menunjukkan kondisi psikologi dan perilaku yang negatif seperti tidak menerima kondisi diri, anti sosial, bahkan kenakalan remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran psychological well being siswa SMP Swasta Kota Malang dari keluarga broken home menggunakan metode wawancara dan survey yang dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8,26% memiliki tingkat psychological well being tinggi, 65,52% sedang, 25,86% rendah. Wawancara pada siswa kategori tinggi menunjukkan bahwa mereka mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman serta memiliki motivasi untuk menjalani hidup dengan baik. Sedangkan siswa kategori rendah beberapa dari mereka mengalami perundungan, melakukan kenakalan remaja, melukai diri sendiri, dan buruk dalam mengendalikan emosi. Hasil survey dan wawancara menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki psychological well being yang rendah lebih banyak dan menjadi salah satu kondisi yang perlu untuk diwaspadai oleh konselor. Kata kunci: psychological well being, broken home, survei
Copyrights © 2024