Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) telah menjadi alat diplomasi budaya dan pelestarian identitas nasional dan memiliki potensi lebih besar: tidak hanya membawa bahasa Indonesia ke penutur asing, tetapi juga memulangkan ‘Indonesia’ pada mereka yang memiliki akar dari sana. Makalah ini mengusung konsep futurologi pendidikan bahasa untuk merancang model BIPA yang inklusif, adaptif, dan berakar budaya, dengan fokus pada membawa Indonesia kembali ke hati dan kehidupan para anak keturunan Indonesia di luar negeri. Makalah ini mengevaluasi keterbatasan pendekatan konvensional BIPA dan mengusulkan pendekatan hibrida yang menggabungkan teknologi, personalisasi, dan kegiatan budaya untuk menumbuhkan nasionalisme dan keterampilan fungsional. Dalam pembelajaran yang dilakukan terhadap anak keturunan diaspora ini, kerjasama dari berbagai pihak memiliki peran penting dalam pengajaran BIPA termasuk dalam memasukkan nilai-nilai budaya Indonesia kembali ke jiwa anak ini.
Copyrights © 2025