Nikel memainkan peran penting dalam transisi energi global, terutama sebagai komponen esensial dalam teknologi baterai litium-ion untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran sentral, yang didukung oleh kebijakan untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan domestik (hilirisasi). Namun, pesatnya pertumbuhan industri ini menimbulkan tantangan lingkungan dan sosial yang signifikan, termasuk deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, pencemaran air, dan konflik dengan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan lingkungan di sektor nikel Indonesia, mengidentifikasi tantangan implementasi, dan mengusulkan rekomendasi strategis untuk memperkuat tata kelola berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode tinjauan pustaka dengan kerangka Input-Proses-Output-Hasil (IPOO), hasil penelitian menunjukkan adanya kelemahan penegakan hukum, keterbatasan kapasitas kelembagaan, minimnya transparansi data, dan rendahnya partisipasi masyarakat sebagai tantangan utama. Strategi penguatan tata kelola berkelanjutan mencakup peningkatan koherensi kebijakan, koordinasi antarlembaga, dan promosi integrasi prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).
Copyrights © 2025