Penelitian ini membahas refleksi sosial dalam puisi “Seribu Masjid Satu Jumlahnya” karya Emha Ainun Nadjib dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra menurut Alan Swingewood. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana puisi ini merefleksikan dinamika sosial, konflik spiritualitas, materialisme, kritik sosial-politik, dan krisis kepemimpinan dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk-bentuk refleksi tersebut yang muncul dalam teks puisi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi, di mana data berupa kutipan-kutipan puisi dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi makna sosial yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi ini tidak hanya menyoroti pentingnya persatuan dan ukhuwah Islamiyah, tetapi juga mengkritik ketergantungan pada simbolisme fisik serta menekankan urgensi spiritualitas yang otentik. Konflik antara aspek spiritual dan material, serta kritik terhadap realitas sosial-politik dan kepemimpinan, terungkap melalui metafora masjid sebagai simbol keutuhan iman dan masyarakat. Dengan demikian, puisi ini mampu merefleksikan problematika sosial dan keagamaan yang relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia masa kini, sekaligus menawarkan solusi berupa integrasi antara dimensi lahiriah dan batiniah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat
Copyrights © 2025