Latar bekalang : Banyak penduduk Indonesia yang menggunakan tanaman obat atau jamu baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk pengobatan karena sakit. Salah satu tanaman obat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat yaitu tanaman tapak liman (Elephantopus scaber). Tanaman Tapak liman (Elephantopus scaber) diketahui mempunyai kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi tanaman obat menggunakan cara direbus dan diseduh.Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid tertinggi pada dua metode ekstraksi (rebusan dan seduhan) menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.Metode:Metode penelitian ini berupa metode eksperimental. Uji kualitatif dilakukan dengan uji KLT dan menghasilkan bercak dibandingkan dengan standar kuersetin. Uji kuantitatif dilakukan dengan penetapan kadar flavonoid total rebusan dan seduhan simplisia daun tapak liman dengan Spektrofotometri UV-Vis.Hasil: Hasil penetapan kadar flavonoid total didapatkan sebesar 2,448 ± 0,1597 mgQE/100ml dengan %KV 0,65 pada metode rebusan. Pada seduhan simplisia daun tapak liman kadar yang diperoleh sebesar 0,531 ± 0,0096 mgQE/100ml dengan %KV 1,81. Uji statistik menunjukkan nilai signifikansi dari perbedaan kadar flavonoid (p value 0,000 < 0,05).Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian ini terdapat perbedaan kadar flavonoid yang signifikan antara rebusan dan seduhan daun tapak liman. Metode rebusan memiliki kandungan flavonoid lebih besar dibanding metode seduhan.
Copyrights © 2024