Penelitian ini mengkaji dinamika kemiskinan di Provinsi Gorontalo selama periode 2012–2022, yang mencakup analisis tren perubahan, faktor penyebab, dan efektivitas kebijakan pengentasan. Kemiskinan di Gorontalo tetap menjadi tantangan signifikan, dengan angka kemiskinan menurun dari 17,22% pada 2012 menjadi 15,42% pada 2022. Meskipun demikian, disparitas antara wilayah perkotaan dan pedesaan tetap mencolok, mencerminkan keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Tujuan utama penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih holistik terhadap faktor-faktor multidimensi yang memengaruhi kemiskinan dan merekomendasikan kebijakan berbasis bukti untuk perbaikan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan institusi lainnya. Analisis mencakup statistik deskriptif, tren temporal, dan spasial untuk memetakan perubahan indikator kemiskinan, ketimpangan pendapatan, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Visualisasi data seperti grafik dan tabel digunakan untuk mendukung interpretasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan absolut, relatif, dan kultural memengaruhi kehidupan masyarakat Gorontalo secara signifikan. Garis kemiskinan di wilayah perkotaan meningkat lebih tajam dibandingkan pedesaan, akibat urbanisasi dan tekanan biaya hidup. Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan menunjukkan fluktuasi, mencerminkan efektivitas program pengentasan yang masih terbatas. Kebijakan pemerintah, seperti Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), meski memiliki dampak positif, hanya mencakup sebagian kecil masyarakat miskin. Program yang lebih holistik diperlukan untuk meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi lokal. Penelitian ini menegaskan perlunya kebijakan yang terintegrasi dan berbasis data untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan sosial di Gorontalo. Pendekatan berbasis wilayah dan peningkatan infrastruktur pedesaan menjadi rekomendasi utama untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk formulasi kebijakan yang lebih efektif dan adaptif di masa depan.
Copyrights © 2025