Penelitian ini menganalisis pengaruh operasional lingkungan keluarga terhadap pembentukan karakter siswa kelas 2 SD melalui pendekatan campuran (observasi partisipatif, wawancara terstruktur orang tua, dan teacher's rating scale) pada 15 subjek, yang mengungkap tiga temuan kausal: (1) pola asuh demokratis meningkatkan tanggung jawab dan disiplin pada 80% subjek melalui mekanisme internalisasi nilai berbasis partisipasi, (2) komunikasi intensif (>3 jam/hari) memperkuat empati dan kerja sama pada 67% subjek via stimulasi modeling perilaku prososial, sementara (3) konflik keluarga memicu penurunan konsentrasi dan agresivitas (27% subjek) akibat disregulasi fungsi eksekutif prefrontal cortex. Secara orisinal, penelitian ini mengidentifikasi efek ambang durasi komunikasi sebagai batas minimal stimulasi karakter (>3 jam/hari) dan kerentanan neurokognitif spesifik-usia yang memperbesar dampak negatif konflik pada kelompok kelas rendah, sehingga merevisi kerangka social learning dalam konteks perkembangan anak usia 7-8 tahun. Implikasi operasionalnya mendesak diwujudkan dalam program kemitraan sekolah-keluarga berbasis pelatihan pola asuh partisipatif dan intervensi konseling krisis untuk optimalisasi perkembangan karakter
Copyrights © 2025