ABSTRACT This study aims to reconstruct a multicultural-based curriculum at the elementary school level in response to the increasingly complex challenges of social, cultural, and religious diversity in Indonesia. This diversity represents both a wealth and a challenge that requires an educational approach capable of developing an inclusive, tolerant, and just generation. This research uses an exploratory qualitative approach, combining literature and case study methods. The case study location was SDN Kenalan, a school located in a pluralistic community. The results indicate that the practice of multicultural values has been integrated into learning activities, local content, and school culture, although not yet explicitly stated in formal curriculum documents. Challenges faced include the lack of operational policies and low teacher preparedness in developing multicultural-based learning strategies. Based on the findings, this study proposes a curriculum reconstruction model consisting of four main elements: objectives and indicators of multicultural learning, contextual teaching materials, participatory learning strategies, and an inclusive school culture. This model is expected to contribute to the development of education policies that are more responsive to the plurality of Indonesian society. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi kurikulum berbasis multikultural di tingkat sekolah dasar sebagai respons terhadap tantangan keberagaman social, budaya dan agama yang semakin kompleks di Indonesia. Keberagaman tersebut merupakan kekayaan sekaligus tantangan yang memerlukan pendekatan pendidikan yang mampu membentuk generasi inklusif, toleran, dan adil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan mengombinasikan metode studi pustaka dan studi kasus. Lokasi studi kasus dilakukan di SDN Kenalan, sebuah sekolah yang berada dalam lingkungan masyarakat majemuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik nilai-nilai multikultural telah diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran, konten lokal, serta budaya sekolah, meskipun belum tertuang secara eksplisit dalam dokumen kurikulum formal. Tantangan yang dihadapi meliputi ketiadaan kebijakan operasional dan rendahnya kesiapan guru dalam menyusun strategi pembelajaran berbasis multikultural. Berdasarkan hasil temuan, penelitian ini menawarkan model rekonstruksi kurikulum yang terdiri dari empat elemen utama: tujuan dan indikator pembelajaran multikultural, bahan ajar kontekstual, strategi pembelajaran partisipatif, dan budaya sekolah yang inklusif. Model ini diharapkan menjadi kontribusi dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih responsif terhadap pluralitas masyarakat Indonesia.
Copyrights © 2025