Interaksi sosial memiliki hubungan erat dengan komunikasi yang dilakukan dengan individu lain, komunikasi yang dibangun dapat menciptakan suatu pola komunikasi pada hubungan tersebut. Hal ini juga berlaku pada keluarga sebagai tatanan kelompok sosial pertama setiap individu. Tetapi tak jarang adanya fenomena dari kondisi single parents atau ibu tunggal diakibatkan karena perceraian atau meninggalnya suami yang mengharuskan ibu sebagai kepala keluarga untuk memerankan kedua peran sekaligus. Menjadi single parents harus mampu mendidik dan menjaga anak, terlebih lagi dengan anak yang menginjak remaja adanya perubahan fisik dan mental yang terjadi membuat mereka belum stabil. Selain itu munculnya emosional kepada lawan jenis tak luput dari rasa ketertarikan dan penasaran yang dirasakan, terkadang anak mulai menjalin hubungan asmaranya dari menyukai hingga berpacaran. Terdapat berita yang marak terjadi dikalangan masyarakat tentang penyimpangan remaja yang diakibatkan hubungan asmara tentunya membuat orang tua khawatir. Â Self-disclosure ini menjadi penting untuk dilakukan antara anak dan ibu dalam memahami satu sama lain. Untuk itu penelitian ini berfokus pada kedalaman dan keterbukaan pada self-disclosure. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dengan wawancara secara mendalam (indepth interview), observasi, dan dokumentasi. Teori penetrasi sosial digunakan untuk mengetahui lapisan keterbukaan mengenai hubungan asmara dan kedekatan yang terjalin dalam keluarga. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat faktor yang membuat anak nyaman dan membuka diri seperti ketika mereka merasa didengar dan didukung, sementara yang membuat anak tidak nyaman adalah rasa takut akan respon yang diberikan ibu.
Copyrights © 2023