ABSTRACTThis community service program aims to develop KhairunQu Batik as a university startup by integrating local wisdom from North Maluku into its cultural branding. The program was initiated through the exploration of regional flora and fauna, such as the Paok bird (Pitta maxima), Halmahera angel bird (Semioptera wallacii), Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), Jelyfish (Scyphozoa), Clove (Syzygium aromaticum), Nutmeg (Myristica fragrans), and Butterfly pea flower (Clitoria ternatea), which were transformed into aesthetic batik motifs. Additionally, a distinctive hand-drawn pattern, known as Pusaka Khairun, was designed to emphasize authenticity and cultural heritage. The design process combined traditional and modern elements to ensure harmony and symbolic representation, while branding strategies focused on strengthening identity and market competitiveness. Digital promotion via social media has reached over 300 viewers across Indonesia, while direct promotion through the University of Khairun creative product expo attracted more than 1,000 visitors, with 200 recorded at the KhairunQu Batik stand. These outcomes indicate that university startups can play a strategic role in preserving local wisdom, fostering entrepreneurship, and creating sustainable creative industries. Overall, the project demonstrates that integrating cultural heritage with innovation and branding strengthens both community identity and economic potential, making KhairunQu Batik a representative model for university-based cultural startups.Keywords: Community empowerment, local wisdom, batik branding, creative economy, KhairunQu batikABSTRAKProgram pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan KhairunQu Batik sebagai startup universitas dengan mengintegrasikan kearifan lokal dari Maluku Utara ke dalam branding budayanya. Program ini diinisiasi melalui eksplorasi flora dan fauna daerah, seperti burung Paok (Pitta maxima), Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii), Cakalang (Katsuwonus pelamis), Ubur-ubur (Scyphozoa), Cengkeh (Syzygium aromaticum), Pala (Myristica fragrans), dan bunga Telang (Clitoria ternatea), yang ditransformasikan menjadi motif batik yang estetis. Selain itu, pola batik tulis yang khas, yang dikenal sebagai Pusaka Khairun, dirancang untuk menekankan keaslian dan warisan budaya. Proses desain menggabungkan elemen tradisional dan modern untuk memastikan harmoni dan representasi simbolis, sementara strategi branding difokuskan pada penguatan identitas dan daya saing pasar. Promosi digital melalui media sosial telah menjangkau lebih dari 300 pengunjung di seluruh Indonesia, sementara promosi langsung melalui pameran produk kreatif Universitas Khairun menarik lebih dari 1.000 pengunjung, dengan 200 tercatat di stan Batik KhairunQu. Hasil ini menunjukkan bahwa startup universitas dapat memainkan peran strategis dalam melestarikan kearifan lokal, menumbuhkan kewirausahaan, dan menciptakan industri kreatif yang berkelanjutan. Secara keseluruhan, proyek ini menunjukkan bahwa memadukan warisan budaya dengan inovasi dan pencitraan merek memperkuat identitas masyarakat dan potensi ekonomi, menjadikan KhairunQu Batik sebagai model representatif bagi perusahaan rintisan budaya berbasis universitas.Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, kearifan lokal, branding batik, ekonomi kreatif, batik KhairunQu
Copyrights © 2025