Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan global, termasuk di Indonesia. Pandemi COVID-19 mempercepat transformasi menuju pembelajaran berbasis digital, namun juga memperlihatkan berbagai tantangan mendasar seperti kesenjangan digital, keterbatasan infrastruktur, rendahnya kualitas guru dalam literasi digital, serta variasi keterampilan digital siswa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi siswa dalam pembelajaran berbasis teknologi digital dengan menggunakan metode tinjauan literatur. Melalui kajian terhadap berbagai sumber ilmiah dari basis data bereputasi seperti Scopus, ERIC, dan Google Scholar, ditemukan bahwa kesenjangan digital masih menjadi hambatan utama dalam pemerataan pendidikan, terutama di wilayah 3T. Keterbatasan infrastruktur dan rendahnya kompetensi pedagogis guru dalam memanfaatkan teknologi turut memperlebar jurang ketimpangan pembelajaran daring. Selain itu, keterampilan literasi digital siswa yang belum merata, baik dalam aspek teknis, etis, maupun kritis, menjadi faktor penghambat dalam optimalisasi pembelajaran digital. Dukungan guru terbukti memiliki peran penting dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa melalui komunikasi yang empatik, pemberian umpan balik positif, serta penciptaan lingkungan belajar yang partisipatif. Oleh karena itu, transformasi pendidikan digital di Indonesia membutuhkan sinergi antara pemerataan infrastruktur, peningkatan kapasitas guru, penguatan literasi digital siswa, serta kebijakan pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap konteks lokal.
Copyrights © 2025