Studi tentang kepemimpinan multikultural membahas tentang bagaimana Kepala Daerah Tulang Bawang Barat berhasil membangun persatuan di tengah keberagaman. Dengan memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal seperti Piil Pesenggiri (saling menghormati), Nenemo (keselarasan), Sederhana (kesederhanaan), Setara (kesetaraan), dan Lestari (keberlanjutan), Kepala Daerah mampu menciptakan kerukunan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, seperti dalam pengumpulan sumbangan tanah untuk memperlebar jalan utama. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer berupa wawancara dengan Umar Ahmad (Bupati Tulang Bawang Barat periode 2014 - 2022). Sementara itu, data sekunder berupa dokumen, berbagai informasi, berita terkait, dan data pendukung lainnya. Migran dan penduduk asli bekerja sama dalam pembangunan ekonomi dan sosial sesuai dengan kemampuan mereka dan berdasarkan nilai-nilai budaya yang beragam. Secara sosial dan politik, komunitas imigran yang dominan juga memberikan ruang kompetitif bagi kepemimpinan lokal. Penelitian ini terbatas pada upaya yang dilakukan oleh Bupati Tulang Bawang Barat dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan kepemimpinan multikultural yang menjadikan nilai-nilai lokal sebagai gerakan efektif dalam mengkonsolidasikan masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan daerah.
Copyrights © 2024