Transformative learning based on andragogy is an approach that focuses on learners' independence in understanding and applying knowledge contextually. This study aims to analyze the concept, implementation, supporting and inhibiting factors, as well as the impact of transformative learning based on andragogy at Pondok Pesantren Tarbiyatul Muthathowi’in. The research method used is a qualitative approach with in-depth interviews, participatory observation, and document studies. The results indicate that the andragogical approach in this pesantren has successfully enhanced students' intellectual ability in critical and analytical thinking, strengthened their character in terms of independence and leadership, and increased their spiritual awareness through reflective and applicative learning experiences. The main supporting factors in implementing this model include a conducive pesantren environment, support from kyai and Ustadz, and the integration of technology in learning. However, several challenges remain, such as limited facilities and resistance to changes in teaching methods. Therefore, a more systematic strategy is needed to enhance the effectiveness of this learning model, including teacher training, provision of adequate learning facilities, and the integration of pesantren curriculum with the formal education system. Abstrak Pembelajaran transformatif berbasis andragogi merupakan pendekatan yang berfokus pada kemandirian peserta didik dalam memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan secara kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep, implementasi, faktor pendukung dan penghambat, serta dampak penerapan pembelajaran transformatif berbasis andragogi di Pondok Pesantren Tarbiyatul Muthathowi’in. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan andragogi di pesantren ini telah berhasil meningkatkan kemampuan intelektual santri dalam berpikir kritis dan analitis, memperkuat karakter santri dalam aspek kemandirian dan kepemimpinan, serta meningkatkan kesadaran spiritual melalui pengalaman belajar yang reflektif dan aplikatif. Faktor pendukung utama dalam penerapan model ini meliputi lingkungan pesantren yang kondusif, dukungan kiai dan Ustadz, serta integrasi teknologi dalam pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa hambatan, seperti keterbatasan fasilitas dan resistensi terhadap perubahan metode pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih sistematis untuk meningkatkan efektivitas model pembelajaran ini, baik melalui pelatihan pengajar, penyediaan sarana yang memadai, maupun integrasi kurikulum pesantren dengan sistem pendidikan formal.
Copyrights © 2025