Perubahan iklim dan krisis energi global telah memicu upaya pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satu sumber EBT yang memiliki potensi besar adalah pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai bahan baku energi. Penelitian ini mengeksplorasi potensi sampah rumah tangga di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bontoramba, Kabupaten Maros, sebagai sumber energi alternatif melalui teknologi Landfill Gas (LFG). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur volume sampah, potensi gas metana yang dihasilkan, serta kontribusinya dalam menghasilkan energi listrik. Penelitian ini mengukur potensi sampah rumah tangga di TPA Bontoramba, Maros, sebagai bahan bakar PLTSa dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data diperoleh melalui observasi, studi literatur, dan analisis Landfill Gas untuk menghitung produksi gas metana, Lower Heating Value (LHV), dan kontribusi energi listrik, guna mendukung pengembangan energi terbarukan di Maros. Berdasarkan analisis data peneliti menemukan bahwa dari total volume sampah sebesar 6.220.898 m³ atau setara dengan 2.461.422,33 Ton, TPA Bontoramba mampu menghasilkan gas metana sebesar 3.749.760 m 3 /Tahun. Gas metana ini memiliki nilai kalor ( Lower Heating Value-LHV) sebesar 134,24 MJ/m³, yang menunjukkan potensi sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Kontribusi yang diberikan dari sampah rumah tangga sebesar 52,47% dengan Estimasi energi listrik yang dihasilkan dari pemanfaatan gas metana tersebut mencapai 31.145.881 kWh/tahun, memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masalah pengelolaan sampah dan ketergantungan pada energi fosil.
Copyrights © 2024