Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model blended learning dalam meningkatkan literasi digital siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan mengidentifikasi komponen-komponen penting dalam penerapannya secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi literatur, yang mengkaji artikel jurnal nasional dan internasional terakreditasi yang diterbitkan dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring, efektif dalam meningkatkan keterampilan literasi digital siswa, seperti kemampuan mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi digital. Namun, keberhasilan penerapan model ini sangat bergantung pada faktor-faktor pendukung seperti infrastruktur teknologi yang memadai, kompetensi digital guru, dan keterlibatan orang tua serta pihak sekolah. Selain itu, tantangan yang ditemukan meliputi kesenjangan akses teknologi antara wilayah dan kurangnya pelatihan bagi guru dalam memanfaatkan teknologi secara optimal. Penelitian ini juga mengidentifikasi komponen penting dalam penerapan blended learning, yaitu kesiapan teknologi, kualitas pengajaran digital, dan kebijakan pendidikan yang mendukung. Temuan penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pendidik dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan pelatihan guru, menyediakan fasilitas teknologi yang memadai, dan memastikan keterlibatan semua pihak dalam mendukung pembelajaran berbasis digital. Dengan demikian, penelitian ini mengonfirmasi bahwa blended learning dapat menjadi strategi jangka panjang untuk meningkatkan literasi digital siswa SMP di era digital.
Copyrights © 2025