OSIS secara luas dianggap sebagai tempat pelatihan untuk kepemimpinan, namun mekanisme khusus di mana mereka menumbuhkan nilai-nilai kepemimpinan demokratis masih kurang dieksplorasi. Tulisan ini menganalisis peran OSIS Indonesia dalam menumbuhkan semangat kepemimpinan demokratis di kalangan mahasiswa. Menggunakan metodologi kualitatif berdasarkan pendekatan penelitian perpustakaan yang komprehensif, penelitian ini mensintesis temuan dari literatur akademik tentang organisasi kemahasiswaan, pendidikan kepemimpinan, dan sosiologi pendidikan. Analisis mengungkapkan bahwa OSIS berfungsi sebagai "laboratorium demokrasi terbatas" di mana siswa mempelajari prinsip-prinsip demokrasi melalui pengalaman langsung. Praktik utama seperti musyawarah formal dan pelaporan akuntabilitas diidentifikasi sebagai ritual penting untuk mengembangkan keterampilan dalam negosiasi, kompromi, dan transparansi. Namun, literatur menunjukkan bahwa proses ini sering dibatasi oleh peran ambivalen pengawas guru, yang bertindak sebagai mentor dan pengendali, terkadang membatasi otonomi siswa yang asli. Temuan sentral adalah bahwa pembelajaran yang paling mendalam terjadi dalam "kurikulum tersembunyi" informal dari politik teman sebaya, di mana siswa menavigasi dinamika sosial dan membangun konsensus secara organik. Studi ini menyimpulkan bahwa peran utama OSIS bukan hanya untuk memberikan keterampilan kepemimpinan kepada individu, tetapi untuk menumbuhkan sistem ekologi yang kompleks di mana budaya demokratis kolektif yang dijalani dapat muncul. Ini memposisikan OSIS sebagai platform penting untuk pendidikan kewarganegaraan berdasarkan pengalaman, yang efektivitasnya bergantung pada keseimbangan antara bimbingan orang dewasa dan agensi siswa yang otentik.
Copyrights © 2025