Penggunaan gadget digital yang meluas di kalangan siswa sekolah dasar telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan tentang dampaknya terhadap perkembangan sosial-emosional mereka. Meskipun menawarkan manfaat pendidikan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menggantikan interaksi tatap muka yang penting dalam lingkungan sekolah, arena utama untuk mengembangkan kompetensi sosial. Artikel ini mengeksplorasi dampak penggunaan gadget yang berlebihan terhadap keterampilan interaksi sosial siswa sekolah dasar di sekolah. Didasarkan pada tinjauan literatur studi perkembangan dan media, penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipan, wawancara mendalam dengan siswa, guru, dan orang tua, dan analisis dokumen untuk memberikan pemahaman holistik tentang fenomena tersebut. Temuan ini mengungkapkan beberapa dampak signifikan. Analisis menunjukkan fragmentasi interaksi sosial di ruang sekolah komunal, penurunan kualitas dan inisiatif komunikasi verbal, dan kesulitan penting di antara siswa dalam menafsirkan isyarat sosial non-verbal, yang menyebabkan kesalahpahaman. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi preferensi yang berkembang untuk interaksi digital yang dimediasi (misalnya, game online, obrolan), yang dianggap lebih terkontrol dan kurang menuntut sosial daripada pertemuan tatap muka spontan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan tidak menghilangkan keinginan anak-anak untuk hubungan sosial tetapi secara fundamental mengubah modalitasnya, menghambat pengembangan keterampilan sosial yang tidak dimediasi yang penting. Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi orang tua dan pendidik untuk menerapkan program literasi digital yang seimbang yang secara sadar mendorong keterlibatan sosial langsung.
Copyrights © 2025