Sapardi Djoko Damono is a poet whose works are loved by the public. Unfortunately, because some poems, such as “Hujan Bulan Juni” and “Aku Ingin”, are more phenomenal than others, and because the poems say their meaning indirectly or the language is difficult to understand, it makes his other poems drown out of public knowledge. This research makes the poem Sajak Telur which is one of the poems that is rarely touched by the public because of the lack of understanding of its meaning as an object of study. Through the semiotic approach of Riffaterre, this study will look at the significance contained in the poem. Riffaterre said that poetry says that impermanence means in three ways, namely displacing, distorcing, and creating. With that, Riffaterre provides a reading strategy to find out the meaning of the poem, through heuristic and hermeneutic reading. Heuristic readings are carried out based on literal references of language, while hermeneutic readings are carried out based on literary references to explain the ungrammatical obtained after the first reading. With a descriptive qualitative method, the analysis in this study obtained the result that the meaning of the poem Sajak Telur by Sapardi Djoko Damono is the hope of someone who does not forget its origin. Sapardi Djoko Damono merupakan penyair yang karya-karyanya banyak digandrungi oleh masyarakat. Sayangnya, karena sebagaian sajak, seperti “Hujan Bulan Juni” dan “Aku Ingin”, lebih fenomenal dari sajak lainnya, dan karena puisi mengatakan maksudnya dengan tidak secara langsung atau bahasanya sulit dipahami, hal itu membuat sajak-sajaknya yang lain tenggelam dari pengetahuan masyarakat. Penelitian ini menjadikan puisi Sajak Telur yang merupakan salah satu dari puisi yang jarang disentuh oleh masyarakat karena ketidakpahaman akan maknanya sebagai objek kajian. Melalui pendekatan semiotika Riffaterre, penelitian ini akan melihat signifikansi yang terdapat dalam puisi tersebut. Riffaterre mengatakan bahwa puisi mengatakan ketaklangsungan maksudnya dengan tiga cara, yakni pergeseran makna (displacing), perusakan makna (distorcing), dan penciptaan makna (creating). Dengan itu, Riffaterre memberikan strategi pembacaan untuk mengetahui maksud puisi, yaitu melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan referensi literal bahasa, sedangkan pembacaan hermeneutik dilakukan berdasarkan referensi sastra untuk menjelaskan ungramatikal yang didapat setelah pembacaan pertama. Dengan metode kualitatif deskriptif, analisis dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa makna dari puisi Sajak Telur karya Sapardi Djoko Damono ialah harapan akan seseorang yang tidak melupakan muasalnya.
Copyrights © 2025