Sering ditemui keretakan pada perkerasan kaku. Salah satu penyebabnya ialah retak yang disebabkan oleh susut yang tidak mampu diakomodasi beton. Bila susut usia dini tidak bisa diakomodasi, maka resiko penurunan kinerja menjadi lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada jalan beton di Provinsi Lampung, Indonesia sejak pengecoran sampai beton berumur 24 jam. Sampel penelitian berupa perkerasan kaku berukuran 5000×4500×300 mm dengan fs’ 4,5 MPa dan f”c 25 Mpa yang merupakan jalan tol sesungguhnya. Curing beton dilakukan dengan cara menyelimuti beton dengan geotextile dan dibasahi setiap 2 jam sejak beton berusia 13 jam 30 menit. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Alat yang digunakan pada penelitian ialah Vibration Wired Embedded Strain Gauge (VWESG) dan penelitian dilakukan selama 24 jam sejak beton dicor. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskripsi hasil pengamatan dan pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deformasi beton yang terjadi pada perkerasan kaku di Indonesia dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berurutan dimulai dari bagian tengah, bagian sisi panjang, bagian sisi pendek, lalu bagian sudut segmen.
Copyrights © 2024