Niken, Chatarina
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penerapan Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Autodesk Revit 2019 pada Pekerjaan Struktur (Studi Kasus: Gedung B Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung) Sungkai, Chindrika Kumara; Bayzoni, Bayzoni; Husni, Hasti Riakara; Niken, Chatarina
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 1 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Building Information Modeling (BIM) merupakan teknologi digital di bidang Architecture, Engineering, and Construction (AEC) yang memasukkan semua informasi dalam model tiga dimensi. Perangkat lunak yang dapat mendukung penerapan BIM salah satunya adalah Autodesk Revit. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari penerapan BIM menggunakan software Autodesk Revit 2019, menghasilkan pemodelan pada pekerjaan struktur, dan menganalisis hasil perhitungan volume pekerjaan. Penelitian ini menggunakan Gedung B sebagai material penelitian untuk dimodelkan. Hasil dari penelitian ini adalah pemodelan Gedung B Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada pekerjaan struktur menggunakan software Autodesk Revit 2019 sehingga dapat diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi yang sedang berlangsung untuk menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil pemodelan didapatkan nilai total volume tulangan 923850,382 kg dan total volume beton 4424,878 m3. Perbandingan perhitungan volume pekerjaan pada pekerjaan struktur antara hasil dari pemodelan menggunakan software Autodesk Revit 2019 terhadap hasil dari data perencanaan didapatkan selisih lebih besar 18,221% untuk tulangan, disebabkan pada perhitungan Revit lebih detail seperti panjang penyaluran. Volume beton didapatkan lebih kecil 4,108% disebabkan Revit menghitung volume bersih tiap elemen yang menyatu.Kata Kunci: BIM, Revit 2019, Pemodelan, Volume.
Pengaruh Air Payau Terhadap Kuat Tekan Beton dengan Semen PCC Nugraha, Aditya Wisnu; Niken, Chatarina; Wahono, Endro Prasetyo; Isneini, Mohd.
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractConcrete is a type of construction that is widely used today, one of which is water building infrastructure. Concrete must be resistant to various environmental conditions, such as brackish water. Brackish water is an aggressive environment with chemical contents that can interfere with the compressive strength of concrete. Currently, PCC type cement (Portland Composite Cement) tends to be more widely used than OPC (Ordinary Portland Cement) because the price is cheaper and more environmentally friendly, which has an impact on global warming. The aim of this research is to determine the impact of the aggressive environment of brackish water on the compressive strength of concrete with PCC cement. 18 cylindrical test objects with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm were used, which were divided into two types of tests, namely protected concrete and concrete submerged in brackish water. Each test is carried out with three test objects at concrete ages of 28 days, 56 days, and 90 days. The data obtained was then analyzed using the Dixon criteria in accordance with ASTM E 178-02. Compressive strength testing is obtained from the Compression Testing Machine (CTM). The research results show that brackish water has a negative impact on the compressive strength of concrete. At the age of 28 days, the concrete submerged in brackish water reaches its design compressive strength. However, at 56 days and 90 days, the concrete experienced a decrease in compressive strength compared to protected concrete. This is because there is chloride and sulfate content in brackish water, which can damage the structure in the concrete.Keywords : brackish water, compressive strength, concrete, PCC. AbstrakBeton merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan saat ini salah satunya tiang pancang pada dermaga. Beton harus tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan seperti air payau. Air payau adalah lingkungan agresif dengan kandungan kimia yang dapat mengganggu kuat tekan beton. Saat ini, semen jenis PCC (Portland Composite Cement) cenderung lebih banyak digunakan dibanding OPC (Ordinary Portland Cement) karena harganya yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan karena pemanasan global. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak lingkungan agresif air payau terhadap kuat tekan beton dengan semen PCC. Digunakan 18 buah benda uji silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang terbagi menjadi dua jenis pengujian yaitu beton terlindung dan beton terendam air payau. Dimana setiap pengujian dilakukan dengan 3 buah benda uji pada umur beton 28 hari, 56 hari dan 90 hari. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan kriteria dixon sesuai dengan ASTM E 178-02. Pengujian kuat tekan didapat dari alat Compression Testing Machine (CTM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air payau berdampak negatif terhadap kuat tekan beton. Pada umur 28 hari, beton terendam air payau mencapai kuat tekan rencananya. Namun, pada umur 56 hari dan 90 hari beton mengalami penurunan kuat tekan jika dibanding dengan beton terlindung. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan klorida dan sulfat pada air payau yang dapat merusak struktur didalam beton.Kata kunci : air payau, beton, kuat tekan, PCC.
Pengaruh Panas Hidrasi Semen Terhadap Perilaku Deformasi Beton Kolom Usia Dini Saputra, Aji; Niken, Chatarina; Kusumastuti, Dyah Indriana; Zakaria, Ahmad
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 12, No 1 (2024): Edisi Maret 2024
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton pada usia dini mengalami deformasi termal akibat panas yang dihasilkan oleh reaksi hidrasi semen. Deformasi ini dapat menyebabkan keretakan pada beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh panas hidrasi semen terhadap perilaku deformasi pada kolom beton usia dini. Penelitian dilakukan secara eksperimental pada 3 sampel beton kolom berukuran 15 cm × 15 cm × 100 cm dengan kuat tekan rencana 20,75 MPa, menggunakan portland composite cement (PCC). Sampel ditutup dengan styrofoam segera setelah pengecoran. Penelitian ini mempelajari perilaku kolom beton dan suhu di dalamnya menggunakan alat embadded vibrating wire strain gauge yang ditanam pada tiap sampel. Posisi EVWSG berada pada 45 cm dari bagian bawah benda uji. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan rentang setiap 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan perilaku deformasi dan perubahan suhu dalam beton kolom memiliki pola yang mirip. Nilai minimum dan maksimum deformasi dan suhu dalam beton secara berurutan terjadi pada umur 0 jam dan 7,75 jam sebesar 5,4000E-0,7 (m/m) dengan suhu 29,5 ⁰C dan 5,6808E-0,5 (m/m) dengan suhu 36,1 ⁰C dan rata-rata deformasi sebesar 3,0341E-0,5 dengan rata-rata suhu 32⁰C. Kata kunci : Hidrasi semen, deformasi, kolom beton, suhu dalam beton.
Perbandingan Antara Regangan Susut yang Terjadi pada Jalan Beton di Iklim Tropis Lembap dan Prediksi ACI 209R-92 Malau, Joses Aristo; Niken, Chatarina; Helmi, Masdar; Irianti, Laksmi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini membahas tentang perbandingan antara prediksi susut ACI 209R-92 dengan susut yang terjadi dalam perkerasan kaku. Penelitian ini dilakukan di Indonesia, yang memiliki iklim tropis lembab dengan suhu dan kelembapan yang tinggi sepanjang tahun. Perilaku beton akan berbeda dengan negara yang memiliki empat musim seperti Amerika Serikat, tempat dimana ACI diterbitkan. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 5m × 4,5m × 0.3m. Regangan susut beton didapatkan dari pembacaaan keempat alat vibrating wire strain gauges(VWSG) yang ditanam dalam beton. Pengamatan dilakukan sampai beton berusia 90 hari. Hasil dari regangan beton kemudian dibandingkan dengan prediksi ACI 209R-92. Hasil regangan beton yang terbesar terjadi pada daerah tengah pelat (VWSG 1) dikarenakan daerah tengah memiliki luasan yang berkontak langsung dengan udara sekitar paling besar, jadi suhu dan kelembapan sekitar bisa masuk ke dalam beton dan mempercepat penguapan air yang ada dalam beton. Hasil prediksi dari ACI 209R-92 sekitar 15,6%-36,7% lebih kecil daripada hasil penelitian. Perbedaan ini disebabkan karena lokasi penelitian ini memiliki suhu yang cukup tinggi dankelembapan tinggi karena berada di iklim tropis.
Pengaruh Perendaman Air Laut Terhadap Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton irawan, doni; Niken, Chatarina; Zaenudin, Ahmad; Helmi, Masdar
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractConcrete is one of the most commonly used building materials in infrastructure, including buildings in marine environments. This research aims to provide an overview of the strength of concrete due to exposure to sea water and compare it with protected concrete. The research was carried out experimentally using the SNI 03 - 2834 - 2000 mix design method by testing the compressive strength and permeability of concrete with a total of 30 test objects. The concrete is given a protected treatment and submerged in sea water. The results of research on the compressive strength of protected concrete aged 28, 56 and 90 days were 22, 56 MPa, 24.35 MPa and 25.84 MPa respectively. Meanwhile, the compressive strength of concrete submerged in sea water aged 28, 56 and 90 days is 22.27 MPa, 17.67 MPa and 16.10 MPa. Meanwhile, testing the permeability of concrete using the natural method (immersing the concrete in sea water) showed that the permeability of concrete aged 28, 56 and 90 days was 27.7 mm, 35.0 mm and 40.7 mm. The greater the permeability of the concrete, the smaller the compressive strength of the concrete and the smaller the permeability of the concrete, the greater the compressive strength value. Sea water can reduce the compressive strength of concrete based on the soaking time. In this case it is recommended when building construction in a marine environment to make the concrete watertight. Key words : compressive strength, concrete, concrete permeability, sea water. AbstrakBeton adalah salah satu bahan bangunan yang paling umum digunakan dalam infrastruktur termasuk bangunan yang ada dalam lingkungan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kekuatan beton akibat terpapar oleh air laut dan membandingkan dengan beton terlindung. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan metode mix design SNI 03 – 2834 – 2000 dengan pengujian kuat tekan dan permeabilitas beton dengan jumlah benda uji sebanyak 30 sampel. Beton diberikan perlakuan terlindung dan terendam air laut. Diperoleh hasil penelitian kuat tekan beton terlindung umur 28, 56 dan 90 hari berturut – turut sebesar 22, 56 MPa, 24,35 MPa dan 25,84 MPa. Sedangkankuat tekan beton terendam air laut umur 28, 56 dan 90 hari sebesar 22,27 MPa, 17,67 MPa dan 16,10 MPa. Sedangkan pengujian permeabilitas beton menggunakan metode alami (merendam beton di air laut) diperoleh permeabilitas beton umur 28,56 dan 90 hari sebesar 27,7 mm, 35,0 mm dan 40,7 mm. Semakin besar permeabilitas beton maka akan semakin kecil kuat tekan beton dan semakin kecil permeabilitas beton maka nilai kuat tekan akan semakin besar. Air laut dapat menurunkan kuat tekan beton berdasarkan lama perendaman. Dalam hal ini disarankan dalam pembangunan kontruksi dilingkungan laut untuk membuat beton kedap air.Kata kunci : air laut, beton, kuat tekan, permeabilitas beton.