Dalam konteks pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan kepulauan, kearifan lokal berbasis adat masih menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan sosial-ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedudukan, makna simbolik, dan praktik adat masyarakat Negeri Kailolo dalam menjaga burung Maleo (Macrocephalon maleo), satwa endemik yang memiliki nilai ekologis dan spiritual tinggi. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung Maleo diposisikan sebagai pusaka leluhur yang sakral, merepresentasikan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Sistem adat seperti sasi, lembaga kewang, serta ritual di Baileo berperan sebagai instrumen konservasi yang efektif dan adaptif terhadap modernisasi. Temuan ini juga menunjukkan bahwa legitimasi adat lebih kuat daripada regulasi formal dalam membangun kepatuhan ekologis masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa kekuatan adat tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tetapi juga menyediakan model konservasi.
Copyrights © 2026