Pasirnanjung Village in Sumedang, currently being developed as a Tourism Village, has significant potential in the agricultural sector, with the majority of its population working as farmers and farm laborers. However, the potential of herbal plants as processed high-value economic products has not been optimally utilized by the local FORBIS MSMEs. To address this, community service program was conducted in the form of training on producing hygienic, market-friendly herbal tea bags. The implementation methods included socialization, packaging technology training, label design workshops, and ongoing mentoring involving KKN students. This program aimed to empower the community with integrated entrepreneurial skills, from upstream to downstream, to create home industries that support the village's economy and align with tourism destination development. Results of the evaluation questionnaire showed an 83.33% increase in participants' understanding, and 88.89% expressed interest in producing and promoting herbal medicine through online media. Furthermore, participants successfully applied advanced production technology by utilizing vacuum packaging, date stamping systems, and appropriate labeling during the training. Overall, this activity successfully served as a catalyst in creating sustainable new economic opportunities and enhancing the value-added of local agricultural products.Abstrak Desa Pasirnanjung, Sumedang, yang sedang dikembangkan sebagai Desa Wisata, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, dimana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Namun, potensi tanaman herbal sebagai produk olahan bernilai ekonomi tinggi belum dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok usaha FORBIS UMKM setempat. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan program pengabdian masyarakat berupa pelatihan pembuatan jamu celup, higienis, dan mudah dipasarkan. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, pelatihan teknologi pengemasan, workshop desain label, serta pendampingan berkelanjutan yang melibatkan mahasiswa KKN. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan keterampilan kewirausahaan yang terpadu, dari hulu ke hilir, guna menciptakan industri rumahan yang mendukung perekonomian desa dan sejalan dengan pengembangan destinasi wisata. Hasil angket evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta sebesar 83,33%, dan sebanyak 88,89% tertarik untuk memproduksi dan mempromosikan jamu melalui media online. Selain itu, peserta berhasil mempraktekan teknologi produksi mutakhir dengan memanfaatkan teknologi vakum, sistem penanggalan dan label kemasan yang baik selama pelatihan. Selain itu, Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil menjadi katalisator dalam menciptakan peluang ekonomi baru yang berkelanjutan dan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian lokal.
Copyrights © 2025