This study aims to describe the methods used to instill multicultural values in lower-grade students through Islamic Religious Education subjects at Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islam Getasan, Semarang Regency. A descriptive qualitative approach was employed, involving purposively selected teachers of grades 1, 2, and 3. Data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation, and analyzed using Miles and Huberman's interactive model consisting of data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings indicate that various methods are used, including storytelling, playing, singing, educational trips, habituation, discussion, and exemplary behavior, with storytelling and habituation being the most dominant. These methods effectively foster students’ attitudes of tolerance, brotherhood, and love for the nation. However, several challenges were encountered, such as limited media resources, teachers' lack of storytelling skills, and inconsistencies between school education and students’ home environments. The study recommends teacher training and strengthened collaboration between schools and parents to enhance the internalization of multicultural values. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode penanaman nilai-nilai multikultural pada siswa kelas rendah dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islam Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek guru kelas 1, 2, dan 3 yang dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai multikultural meliputi bercerita, bermain, bernyanyi, karya wisata, pembiasaan perilaku, diskusi, dan pemberian teladan, dengan metode bercerita dan pembiasaan menjadi yang paling dominan. Metode-metode ini terbukti efektif dalam membentuk sikap toleransi, persaudaraan, dan cinta tanah air siswa. Namun demikian, terdapat hambatan dalam penerapannya, seperti keterbatasan media, teknik bercerita guru, serta kurangnya konsistensi antara pendidikan di sekolah dan lingkungan rumah. Penelitian ini merekomendasikan pelatihan bagi guru dan penguatan sinergi antara sekolah dan orang tua untuk memaksimalkan internalisasi nilai multikultural.
Copyrights © 2025