Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil dukungan sebaya dan resiliensi sosial mahasiswa tunarungu di perguruan tinggi inklusif. Metode yang digunakan adalah survei kuantitatif dengan instrumen skala Likert 1–5 yang terdiri atas 30 butir; 15 butir mengukur dukungan sebaya dan 15 butir mengukur resiliensi sosial. Data diperoleh dari 16 responden dan dianalisis secara deskriptif (mean dan simpangan baku). Hasil menunjukkan bahwa tingkat dukungan sebaya berada pada kategori tinggi (M=3,94) dan resiliensi sosial pada kategori tinggi (M=3,98). Item tertinggi pada dukungan sebaya terkait frekuensi diskusi akademik, konsistensi dukungan, dan berbagi informasi; sedangkan pada resiliensi sosial terkait perasaan kuat menghadapi tantangan, kemampuan menyelesaikan masalah sosial dengan dukungan teman, serta kepercayaan diri menghadapi dosen dan teman dengar. Temuan ini menegaskan pentingnya penguatan jejaring teman sebaya sebagai modal sosial untuk menopang ketahanan sosial mahasiswa tunarungu dalam konteks pendidikan tinggi inklusif. Implikasi praktis diarahkan pada program mentoring sebaya terstruktur dan pelatihan strategi coping sosial di kampus inklusifKata Kunci: mahasiswa tunarungu, dukungan sebaya, resiliensi sosial, pendidikan tinggi inklusif.
Copyrights © 2025