The development of science and technology in the 21st century requires students to possess higher-order thinking skills, one of which is creative thinking ability. However, the 2022 PISA results indicate that Indonesian students’ creative thinking skills are still relatively low. This study aims to analyze students’ creative thinking skills using mind maps in the acid-base topic. The research employed a descriptive quantitative design involving 60 students from two public senior high schools in Padang City, selected randomly. Data were obtained through mind map assessments using a scoring rubric that includes four aspects: fluency, flexibility, originality, and elaboration. The results showed that most students were in the less creative category, with 6 students categorized as not creative, 49 as less creative, 5 as creative, and none as highly creative. The fluency aspect achieved the highest score of 80%, followed by flexibility (68%), originality (39%), and elaboration as the lowest (22%). The findings indicate that mind mapping is effective for measuring creative thinking skills; however, more innovative learning strategies are needed to enhance students’ originality and elaboration of ideas. ABSTRAKPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-21 menuntut peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, salah satunya kemampuan berpikir kreatif. Namun, hasil PISA tahun 2022 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta didik Indonesia masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif peserta didik menggunakan mind map pada materi asam basa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan subjek 60 peserta didik dari dua SMA Negeri di kota Padang yang dipilih secara acak. Data diperoleh melalui penilaian mind map menggunakan rubrik penilaian yang mencakup empat aspek, yaitu fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik berada pada kategori kurang kreatif, dengan rincian 6 orang tidak kreatif, 49 kurang kreatif, 5 kreatif, dan tidak ada yang mencapai kategori sangat kreatif. Aspek fluency memperoleh capaian tertinggi sebesar 80%, diikuti oleh flexibility sebesar 68%, kemudian originality sebesar 39%, sedangkan aspek elaboration menjadi capaian terendah dengan persentase 22%. Penelitian ini menunjukkan bahwa mind map efektif digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif, namun diperlukan strategi pembelajaran yang lebih inovatif untuk mengembangkan orisinalitas dan keterperincian ide peserta didik.
Copyrights © 2025