Abstract: This study aims to analyze the role of santri (students of Islamic boarding schools) and pesantren as agents of religious moderation within the framework of Islam Nusantara and their contribution to strengthening national and Indonesian values. The research focuses on the representation of religious moderation in several major pesantren in Java, such as Tebuireng, Gontor, Lirboyo, and Krapyak, which have significantly shaped the character of wasathiyah (moderate) Islam in Indonesia. Employing a qualitative approach through library research and a descriptive-comparative analysis of academic works, classical kitab literature, and relevant scholarly publications, this study reveals that santri play a central role in internalizing moderate Islamic values through three main dimensions: tolerant religious thought, inclusive social practice, and strong national commitment. The pesantren tradition in Java serves as a locus for reproducing Islam Nusantara values that harmonize religion with local culture. Consequently, santri not only function as inheritors of the classical Islamic intellectual tradition but also as social agents actively maintaining national integration through religious moderation. Keyword: santri;islam nusantara;religious moderation;pesantren;indonesian identity. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran santri dan pesantren sebagai agen moderasi beragama dalam konteks Islam Nusantara serta kontribusinya terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan. Fokus kajian diarahkan pada representasi moderasi beragama di sejumlah pesantren di Pulau Jawa seperti Tebuireng, Gontor, Lirboyo, dan Krapyak yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter Islam yang wasathiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research) yang didukung oleh analisis deskriptif-komparatif terhadap karya-karya akademik, kitab klasik pesantren, dan publikasi ilmiah terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri memiliki peran sentral dalam menginternalisasikan nilai-nilai Islam moderat melalui tiga dimensi utama, yaitu: pemikiran keagamaan yang toleran, praksis sosial yang inklusif, dan komitmen kebangsaan yang kuat. Pesantren di Jawa terbukti menjadi ruang reproduksi nilai-nilai Islam Nusantara yang harmonis antara agama dan budaya lokal. Dengan demikian, santri tidak hanya berfungsi sebagai pewaris tradisi keilmuan Islam klasik, tetapi juga sebagai agen sosial yang aktif menjaga integrasi bangsa melalui moderasi beragama. Kata kunci: santri;islam nusantara;moderasi beragama;pesantren;keindonesiaan.
Copyrights © 2025