Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tanda-tanda linguistik dan simbolik dalam puisi W.S. Rendra yang berjudul “Sajak Seonggok Jagung” melalui pendekatan kritik sastra semiotik. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkap makna konotatif yang tersembunyi di balik struktur linguistik dan simbol-simbol dalam puisi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis isi, berfokus pada identifikasi dan interpretasi tanda-tanda semiotik berdasarkan model triadik Charles Sanders Peirce yang terdiri dari representamen, objek, dan interpretant. Hasil analisis menunjukkan bahwa simbol “seonggok jagung” mengalami pergeseran maknadari representasi harapan dan produktivitas menjadi simbol ironi sosial dan kegagalan sistem pendidikan. Pada bagian awal puisi, jagung melambangkan kesederhanaan, kerja keras, dan harmoni kehidupan pedesaan. Namun, pada bagian selanjutnya, ia berubah menjadi tanda keterasingan manusia modern yang disebabkan oleh sistem pendidikan yang terlepas dari realitas sosial. Melalui tanda-tanda ini, Rendra menyampaikan kritik sosial yang tajam terhadap ketimpangan sosial, kemiskinan, dan pendidikan yang kehilangan esensi humanistiknya. Dengan demikian, puisi ini mencerminkan transformasi tanda sebagai representasi krisis identitas individu berpendidikan di tengah kesenjangan sosial. Penelitian ini menegaskan bahwa semiotika dapat mengungkap lapisan makna yang lebih dalam dalam teks sastra dan menempatkan sastra sebagai medium refleksi sosial dan moral.
Copyrights © 2025