Limbah kulit jeruk yang terus meningkat di berbagai wilayah pesisir berpotensi menurunkan kualitas lingkungan karena aliran limbah organik ke sungai dan laut, sementara dunia medis masih menghadapi persoalan adhesi pasca laparatomi yang menimbulkan nyeri kronis, gangguan kualitas hidup, biaya perawatan tinggi, dan kebutuhan re-operasi. Telaah ini bertujuan merumuskan kerangka konseptual program pengabdian kepada masyarakat pesisir yang memanfaatkan transformasi limbah kulit jeruk menjadi biomaterial pektin sebagai upaya pencegahan adhesi sekaligus pengurangan beban limbah dan pencemaran. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan analisis konseptual-filosofis terhadap penelitian mengenai karakteristik pektin, mekanisme terbentuknya adhesi, pendekatan bioekonomi sirkular, serta perspektif ekologi maritim dan kesehatan masyarakat, yang kemudian disintesis untuk merancang model edukasi, sosialisasi, pelatihan sederhana ekstraksi pektin, serta pendampingan masyarakat dalam pengelolaan limbah jeruk berbasis partisipasi warga. Hasil dan pembahasan telaah menunjukkan bahwa pektin kulit jeruk memiliki sifat fisikokimia, biokompatibilitas, dan biodegradabilitas yang mendukung sebagai kandidat barrier anti-adhesi, sekaligus memperkuat narasi etis tentang tanggung jawab pengelolaan limbah, perlindungan ekosistem pesisir, dan pengembangan ekonomi lokal berbasis inovasi biomaterial. Kesimpulannya, transformasi limbah kulit jeruk menjadi biomaterial pektin berpotensi menjadi basis program pengabdian yang mengintegrasikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan warga, inovasi kesehatan, pengelolaan lingkungan yang lebih baik, serta penguatan ekologi maritim berkelanjutan yang memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat sehingga hasil ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi kebutuhan lingkungan dan sosial dalam implementasinya.
Copyrights © 2025