Latar belakang: Penilaian luka secara manual masih menghadapi tantangan berupa variasi subjektivitas antar penilai yang dapat memengaruhi akurasi dan konsistensi hasil evaluasi klinis. Seiring meningkatnya beban penanganan luka kronis dan kebutuhan transformasi digital layanan kesehatan, sistem penilaian luka berbasis teknologi menjadi alternatif yang berpotensi meningkatkan ketepatan dan efisiensi kerja tenaga kesehatan. Namun, efektivitas implementasi teknologi ini masih bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor pengguna, kondisi klinis, serta karakteristik luka. Tujuan: menganalisis akurasi, konsistensi, dan efisiensi penilaian luka digital serta memahami pengalaman tenaga kesehatan dalam menggunakannya dalam praktik klinis. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus intrinsik di Asri Wound Care Center Medan. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan tenaga medis luka dan dokter, serta observasi langsung terhadap penggunaan aplikasi penilaian luka digital. Analisis tematik dilakukan untuk mengidentifikasi pola pengalaman dan persepsi terkait akurasi, alur kerja, dan aspek subjektif klinis. Hasil: menunjukkan bahwa penilaian luka digital memberikan akurasi dan konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan metode manual, terutama dalam pengukuran ukuran luka dan identifikasi jaringan. Digital wound assessment juga meningkatkan efisiensi waktu melalui proses dokumentasi otomatis yang mempercepat alur kerja klinis. Meskipun demikian, beberapa aspek subjektif seperti bau luka, nyeri, dan penilaian kedalaman luka tetap membutuhkan pemeriksaan manual. Kesimpulan: bahwa teknologi penilaian luka digital merupakan alat bantu yang efektif dalam meningkatkan kualitas evaluasi luka, tetapi belum dapat sepenuhnya menggantikan peran klinis tenaga kesehatan. Pendekatan hibrid yang menggabungkan kemampuan teknologi dengan keahlian klinis tetap menjadi strategi terbaik untuk menghasilkan penilaian luka yang komprehensif dan akurat
Copyrights © 2025