Perkembangan anak melibatkan peningkatan kompleksitas struktur dan fungsi tubuh, termasuk kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, serta aspek sosialisasi dan kemandirian. Nutrisi memainkan peran kunci dalam perkembangan anak, dengan pemberian ASI eksklusif selama 0-6 bulan dianggap penting, disertai dengan asupan gizi yang memadai. Angka stunting di Provinsi Aceh mencapai 31,2% pada tahun 2022, yang tinggi menurut standar WHO. Kota Lhokseumawe tercatat sebagai salah satu yang paling rendah dalam pemberian ASI eksklusif di Provinsi Aceh, dengan angka hanya 51%. Masa 5 tahun pertama anak, yang dikenal sebagai golden period, memerlukan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Angka pemberian ASI eksklusif dan status gizi anak dapat memengaruhi perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan status gizi dengan perkembangan anak usia prasekolah di Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Srikandi Kota Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 75 sampel yang dipilih melalui teknik purposive random sampling.Hasil analisis menunjukkan bahwa 31,0% anak yang tidak mendapat ASI eksklusif mengalami perkembangan meragukan, dan 81,8% anak dengan status gizi kurang juga memiliki perkembangan meragukan. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan status gizi dengan perkembangan anak prasekolah, dengan nilai p-value sebesar 0,002 dan 0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pemberian ASI eksklusif dan status gizi mempengaruhi perkembangan anak usia prasekolah di Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Srikandi Kota Lhokseumawe
Copyrights © 2025