Hubungan antara Islam dan Barat merupakan salah satu tema sentral dalam sejarah peradaban manusia yang senantiasa diwarnai oleh dinamika antara benturan dan kerjasama. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis relasi historis dan filosofis antara kedua peradaban tersebut, dengan fokus pada bagaimana filsafat pendidikan berperan sebagai arena utama pertemuan ide dan nilai. Melalui pendekatan kualitatif-filosofis berbasis studi literatur, penelitian ini menelusuri tiga fase penting dalam sejarah hubungan Islam dan Barat, yakni masa keemasan transfer ilmu pengetahuan, periode konfrontasi kolonial dan era kontemporer dialog antar-peradaban. Hasil kajian menunjukkan bahwa benturan utama antara kedua peradaban terletak pada aspek epistemologis dan aksiologis. Pendidikan barat modern dibangun di atas paradigma sekuler-rasionalistik yang memisahkan wahyu dari pengetahuan ilmiah, sedangkan pendidikan Islam berpijak pada prinsip tauhid yang menegaskan kesatuan ilmu dan nilai-nilai transendental. Meskipun demikian, terdapat titik temu yang potensial untuk kerjasama, antara lain melalui rasionalisme, humanisme universal, dan tanggung jawab etis global. Filsafat pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam menjembatani dialog ini melalui penerapan konsep tauhid sebagai dasar kesatuan ilmu dan kemanusiaan, prinsip wasathiyah (moderasi) untuk menolak ekstremisme, serta semangat ijtihad sebagai sarana kreatif menghadapi tantangan modernitas. Dengan demikian, pendidikan Islam tidak hanya mempertahankan identitas keilmuannya, tetapi juga berkontribusi aktif dalam membangun perdamaian dan keadilan global.
Copyrights © 2025