Penelitian ini mengkaji dampak keberadaan perusahaan tambang nikel terhadap penerapan blue economy dan implikasinya bagi masyarakat pesisir di kawasan perairan Pelabuhan Weda, Provinsi Maluku Utara. Kawasan ini telah menjadi pusat industri pertambangan nikel yang memanfaatkan wilayah laut sebagai jalur transportasi dan pembuangan limbah. Aktivitas tambang tersebut membawa pengaruh ekonomi yang signifikan bagi daerah, tetapi juga memunculkan risiko bagi ekosistem laut dan mata pencaharian masyarakat pesisir, khususnya di sektor perikanan dan pariwisata. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan masyarakat lokal, pemangku kepentingan, dan analisis data sekunder mengenai kualitas lingkungan laut serta hasil ekonomi masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pertambangan nikel menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah, kerusakan lingkungan seperti pencemaran air laut dan berkurangnya sumber daya ikan mengancam keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir. Dampak negatif ini menimbulkan ketidakseimbangan dalam penerapan blue economy, yang seharusnya memprioritaskan kesejahteraan sosial-ekonomi tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan laut. Studi ini merekomendasikan pengetatan regulasi lingkungan pada perusahaan tambang serta pengembangan program rehabilitasi ekosistem laut untuk memastikan sinergi antara aktivitas industri dan prinsip blue economy di Maluku Utara.
Copyrights © 2025