AbstrakDinamika lingkungan strategi di Laut Cina Selatan tidak juga mereda walapun dunia masih dilanda pandemic covid-19. Keputusan Australia, Inggris dan Amerika membentuk Pakta Pertahanan AUKUS membuat situasi adu kekuatan dengan Cina makin memanas, dengan keputusan pembangunan kapal selamnuklir Australia jelas potensi konflik dan perlombaan senjata makin terbuka lebar. Bagaimana peluang dan kendala bagi Indonesia adalah tujuan dari penulisan artikel ini dengan menggunakan metode study pustaka. Hasil anaisis tulisan ini adalah bahwa Indonesia yang pada tahun 2023 kembali dipilih untuk memimpin ASEAN, memiliki peluang besar memainkan peran signifikan untuk menjadi penyeimbang diantara kekuata besar yang sedang berkonflik, dengan mengedepankan, mempertahankan The Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free Zone Treaty (SEANWFZ) atau the Bangkok Treaty of 1995. Mengimplementasikan ASEAN Outlook on Indo-Pacific merupakan penegasan posisi ASEAN dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. yang mencakup Asia Pasifik dan Samudra Hindia. AOIP ini mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif di bidang yang menjadi prioritas ASEAN, yaitu maritim, ekonomi, konektivitas, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa Indonesia memiliki peluang besar dapat memanfaatkan situasi yang ada sebagai Pemimpin ASEAN menjadi penengah dalam hubungan yang terus memanas antara AUKUS dan Cina.Kata Kunci: AUKUS, ASEAN, SEANWFZ, Laut Cina SelatanAbstractThe dynamics of the strategic environment in the South China Sea have not subsided even though the world is still hit by the COVID-19 pandemic. The decision of Australia, Britain and America to form the AUKUS Defense Pact has made the situation of a power struggle with China even more intense, with the decision to build an Australian nuclear submarine, further increasing tensions. The potential for conflict and arms race is high. What are the opportunities and constraints for Indonesia is the purpose of writing this article using the literature study method. The results of the analysis of this paper are that Indonesia, which in 2023 was re-elected to lead ASEAN, has a great opportunity to play a significant role in balancing the major powers in conflict, by prioritizing, maintaining The Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free Zone Treaty (SEANWFZ). or the Bangkok Treaty of 1995. Implementing the ASEAN Outlook on Indo-Pacific is an affirmation of ASEAN's position in its role in maintaining peace, security, stability, and prosperity in the Indo-Pacific region. which includes the Asia Pacific and Indian Oceans. This Outlook puts forward an open and inclusive approach to dialogue and cooperation in ASEAN's priority areas, namely maritime, economy, connectivity, and the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs). The conclusion of this paper is that Indonesia has a great opportunity to take advantage of the existing situation as the ASEAN Leader to mediate in the increasingly heated relationship between AUKUS and China.Keywords: AUKUS, ASEAN, SEANWFZ, South China Sea.