EDUCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pengajaran
Vol. 5 No. 4 (2025)

PERAN TOKOH ADAT DALAM MEMBERI NASEHAT NEKHAHKEN UNTUK MEMBANTU KEMATANGAN EMOSIONAL CALON PENGANTIN DI DESA KUTARIH KECAMATAN BABUSSALAM

Umaiyah, Salsabila (Unknown)
NK, Mahdi (Unknown)
Indra, Syaiful (Unknown)



Article Info

Publish Date
09 Dec 2025

Abstract

The Marriage is not merely the union of two individuals but also a social bond rich in cultural and religious values. In many regions of Indonesia, particularly among the Gayo community in Kutarih Village, Babussalam Subdistrict, this tradition holds profound significance. This study aims to analyze the role of traditional leaders in the nasehat nekhahken tradition for prospective brides and grooms in Kutarih Village, Babussalam Subdistrict. The research employs a descriptive qualitative method with an ethnographic approach through interviews, observations, and documentation. The findings reveal that traditional leaders play a central role as guardians of moral values, mediators between Islamic teachings and local wisdom, and social educators through the oral art of tangis dilo. The tradition serves not only as premarital advice but also as a medium for character education and social control that fosters emotional readiness among couples. However, modernization and weak regeneration have led to shifts in the role of traditional leaders, necessitating innovation in delivery methods and media. The relevance of nasehat nekhahken remains strong due to its universal values and regional regulatory support. Therefore, revitalization and digitalization of this tradition are essential to sustain its socio-cultural function as a moral and familial resilience instrument in the modern era. ABSTRAK Pernikahan bukan hanya penyatuan dua insan, tetapi juga ikatan sosial yang sarat nilai budaya dan agama. Di banyak daerah di Indonesia, khususnya masyarakat Gayo di Desa Kutarih Kecamatan Babussalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tokoh adat dalam tradisi nasehat nekhahken kepada calon pengantin di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografis melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh adat memiliki peran sentral sebagai penjaga nilai moral, mediator antara ajaran Islam dan kearifan lokal, serta pendidik sosial melalui seni tutur tangis dilo. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai nasihat pranikah, tetapi juga sebagai sarana pendidikan karakter dan kontrol sosial yang membentuk kesiapan emosional calon pengantin. Namun, modernisasi dan lemahnya regenerasi menyebabkan pergeseran peran tokoh adat, sehingga diperlukan inovasi dalam metode dan media penyampaian. Relevansi nasehat nekhahken tetap terjaga karena nilai-nilainya yang universal dan didukung oleh regulasi daerah. Oleh karena itu, revitalisasi dan digitalisasi tradisi ini penting untuk menjaga keberlanjutan fungsi sosial-budayanya sebagai instrumen pembinaan moral dan ketahanan keluarga di era modern.

Copyrights © 2025






Journal Info

Abbrev

educational

Publisher

Subject

Education Other

Description

Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pedidikan dan ...