Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Penerapan program konseling kelompok dalam perencanaan masa hadapan anak-anak Panti Asuhan Permata Camar di Kuantan, Pahang Ula, Nazratul; Novita, Nelda; Khairunisa, Khairunisa; Indra, Syaiful; Jarnawi, Jarnawi
Connection : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/connection.v3i2.7657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahanya dan memberikan pemahaman melalui dinamika kelompok yang membahas mengenai perencanaan masa depan anak dengan latar belakang keluarga dan kecerdasan yang berbeda-beda. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi serta diskusi manfaat pelayanan bimbingan dan konseling, dan penerapan layanan konseling kelompok. Hasil pengabdian ini adalah terwujudnya perubahan pemikiran anak-anak panti dalam menentukan pilihan masa depan yang tepat tanpa memikirkan latar belakang keluarganya. Serta menciptakan tekat dan strategi pemilihan pendidikan yang linier dengan keinginan dan kemampuanya.
Dampak Koping Religius dalam Mereduksi Stres Akademik Mahasiswa Muda, Faris; Indra, Syaiful; Zulkifli, Azhari
Jurnal Wahana Konseling Vol. 7 No. 2 (2024): JUANG: Jurnal Wahana Konseling
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/juang.v7i2.17149

Abstract

Penelitian ini diangkat dari permasalahan tekanan akademik yang terlalu berat hingga mmenyebabkan stres akademik. Penelitian ini bertujuan menjelaskan dan melihat bagaimana dampak dari koping religius terhadap stres akademik. peneitianJenis metode penelitian adalah kualitatif dengan desain subjektif. teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling denan jumlah 5 mahasiswa akhir. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara terhadap subjek, Individu yang menerapkan koping religius menunjukkan tingkat stres akademik yang lebih rendah serta memiliki regulasi emosi dan kepercayaan diri yang lebih baik dalam menghadapi tantangan akademik. Keyakinan keagamaan juga membantu individu dalam mengembangkan perspektif yang lebih luas tentang makna dan tujuan pendidikan merekaHasil penelitian tentang koping religius dapat berdampak positif dan negatif terhadap stres akademik. Semakin tinggi koping religius maka semakin rendah stres akademik, begitu juga sebaliknya
Pengaruh Konseling Kelompok dengan Terapi Syukur Terhadap Peningkatan Self Compassion Santri SMP di Pondok Pesantren Al-Manar Gampong Lampermei, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar Jarnawi, Jarnawi; Duri, Rofiqa; Indra, Syaiful; P, Hermida Pitri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 14 No. 2 (2024): December
Publisher : Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/jbki.2024.14.2.127-138

Abstract

It is very important for teenagers today to have self-compassion for themselves in everyday life, because by having high self-compassion, students are able to love and give affection to themselves, tend to have views and push for more positive things, and are able to accept things. failures experienced by humans in general. However, some students still have low self-compassion, so they tend to judge themselves and tend to feel separated from their surroundings. The aim of this research is to determine the description of self-compassion in santri, as well as to determine the effect of group counseling with gratitude therapy on increasing self-compassion in santri. This research is a type of quantitative research using a quantitative experimental approach. The population in this study was students at junior high school level, class VIII, totaling 225 students. Samples were taken using purposive sampling techniques among students. The data collection technique used was the self-compassion scale, then the data was analyzed using descriptive analysis and the Wilcoxon test. The results of this research show that the self-compassion of students is in the medium category. Meanwhile, a Wilcoxon signed ranks test analysis was carried out, a significant value (2-tailed) of 0.003 <0.05 was obtained, which means that Ho was rejected and Ha was accepted, which shows that there is an influence of group counseling with gratitude therapy on increasing the self-compassion of students at the Al-Islam Islamic Boarding School. Manar.
The Psychological Condition of Parents with Children Addicted to Glue: Emotional Tension and Parental Guilt Malsya, Regi; Sujadi, Eko; Indra, Syaiful; Wahyudi, Iqmal
Al Musyrif: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol 8 No 2 (2025): October
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/almusyrif.v8i2.2763

Abstract

Adolescent glue addiction is a deviant behavior that adversely affects not only adolescents but also their parents, often leading to severe psychological distress. This study aims to explore the psychological conditions of parents with glue-addicted children, focusing on emotional strain and parental guilt. Employing a qualitative narrative approach, the research involved four parents from Kerinci Regency, Jambi, whose children exhibited glue addiction behaviors. Data were collected through semi-structured interviews and analyzed using thematic analysis. The findings reveal that parents experience considerable psychological distress, with emotional strain manifesting as stress, sleep disturbances, anxiety, and feelings of hopelessness. Parental guilt is reflected in self-blame, perceived failure in parenting, and prolonged internal conflict. These psychological challenges negatively influence parents’ daily functioning and their relationships with their children. The study underscores the need for psychological support, particularly family counseling that incorporates supportive and narrative approaches, to assist in emotional regulation, enhance parent–child communication, and restore parental self-efficacy. Overall, the findings provide a basis for developing guidance and counseling programs that integrate family-centered interventions in addressing adolescent addiction cases.
Penerapan program konseling kelompok dalam perencanaan masa hadapan anak-anak Panti Asuhan Permata Camar di Kuantan, Pahang Ula, Nazratul; Novita, Nelda; Khairunisa, Khairunisa; Indra, Syaiful; Jarnawi, Jarnawi
Connection : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/connection.v3i2.7657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahanya dan memberikan pemahaman melalui dinamika kelompok yang membahas mengenai perencanaan masa depan anak dengan latar belakang keluarga dan kecerdasan yang berbeda-beda. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi serta diskusi manfaat pelayanan bimbingan dan konseling, dan penerapan layanan konseling kelompok. Hasil pengabdian ini adalah terwujudnya perubahan pemikiran anak-anak panti dalam menentukan pilihan masa depan yang tepat tanpa memikirkan latar belakang keluarganya. Serta menciptakan tekat dan strategi pemilihan pendidikan yang linier dengan keinginan dan kemampuanya.
Exploring gender differences in self-confidence related to entering the workforce among Muslim college students Indra, Syaiful; Fitri, Silvia; Azhari, Azhari; Mahdi, Mahdi; Sujadi, Eko; Andriyani, Juli
ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol 7 No 2 (2024): July-December
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/enlighten.v7i2.7707

Abstract

Self-confidence is an essential component of an individual's psychological well-being, shaped by various factors, including gender. While differences in self-confidence exist, both men and women seek positive self-understanding to navigate life's challenges. Recognizing these differences is crucial for supporting the development of healthy and positive self-confidence. This study investigates the self-confidence levels of male and female students and compares their confidence in entering the workforce. Utilizing a quantitative descriptive approach, the study found that, on average, women exhibited higher levels of self-confidence than men. However, the comparison of self-confidence regarding entry into the workforce revealed no significant gender differences. These findings suggest that the educational environment fosters equal conditions, preparing students to face career challenges irrespective of gender. This research emphasizes the importance of an inclusive and equitable educational approach, where the development of relevant skills and competencies for the workforce is prioritized alongside the enhancement of self-confidence, a vital factor in achieving professional success. The implications of this study contribute to career counseling services in higher education, highlighting the need to focus on gender-neutral strategies that build students' self-confidence and equip them for future professional roles.
POLA PENGASUHAN PADA KONTEKS KEMATANGAN EMOSIONAL IBU SINGLE PARENT Julia, Holta; Jarnawi, Jarnawi; Indra, Syaiful
Indonesian Journal of Counseling and Development Vol. 1 No. 1 (2019): July 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.295 KB) | DOI: 10.32939/ijcd.v1i1.370

Abstract

Setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan tersendiri dalam mengasuh anak, begitu pula dengan orangtua single parent tentu memiliki gaya pengasuhan tersendiri dalam mengasuh anaknya. Sebagai orangtua single parent yang menjalani tanggung jawab yang seharusnya dijalankan oleh dua orang, tentu sangat memberatkan selain harus mengasuh anak mereka juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan empat ibu single parent dan empat orang anak. Dari hasil penelitian diketahui satu responden dari keempat ibu single parent menerapkan pola asuh yang mengarah pada pola asuh permisif didalam mendidik anak, dikarenakan kesibukannya sebagai single parent yang menjalankan sebagai dua peran sehingga tidak banyak waktu dalam membimbing dan memperhatiakan kegiatan anak, sedangkan tiga ibu single parent lainya menerapkan pola asuh yang mengarah kepada pola asuh demokratis saling terbuka dengan anak, perduli, dan juga memberikan kasih sayang yang cukup serta bertanggung jawab kepada anak walaupun sebagai single parent. Adapun hambatan yang dihadapi oleh single parent antara lain terdiri dari dua hambatan yaitu internal dan eksternal, yang sering terjadi dalam sebuah keluarga kurang komunikasi dengan anak dan kurangnya berinteraksi dengan masyarakat.
The Effect of Coping Strategy on Academic Procrastination in Completing Student Assignments Rusmaniar, Rusmaniar; Indra, Syaiful; NK, Mahdi; Sujadi, Eko
Indonesian Journal of Counseling and Development Vol. 2 No. 1 (2020): July 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ijcd.v2i01.869

Abstract

Abstract. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi prokrastinasi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu yang turut membentuk prilaku prokrastinasi yang meliputi faktor fisik dan psikologis. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu dapat berupa tugas yang banyak (overloaded tasks) yang menuntut penyelesaian yang hampir bersamaaan. Hal ini diperparah apabila lingkungan mendukung prokrastinasi. Pelaku prokrastinasi (prokrastinator) cenderung melakukan prokrastinasi karena adanya rasa takut akan gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan kontrol, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan membuat keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jumlah responden 84 orang mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam angkatan 2016. Dalam penelitian ini mengunakan alat ukur berupa skala strategi coping dan skala prokrastinasi akademik dengan metode analisis regresi sederhana berganda dengan hasil koefisien korelasi problem focused coping yakni -1,189 dan p = 0,000 (p<0,05). Sedangkan emotional focused coping yaitu -089 p = 0,611 (p˃0,05). Problem focused coping Berpengaruh negatif artinya Semakin efektif penggunaan problem focused coping, maka prokrastinasi akademik semakin rendah. Sebaliknya apabila semakin tidak efektifnya penggunaan strategi problem focused coping, maka prokrastinasi akademik akan semakin tinggi. Koefisien determinasi menunjukkann problem focused coping secara simultan dapat menjelaskan perubahan prokrastinasi akademik sebesar 18,47%.
Peranan Pendamping Sosial dalam Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Anak pada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Maulida, Maulida; Yusuf, M. Jamil; Indra, Syaiful
Indonesian Journal of Counseling and Development Vol. 2 No. 1 (2020): July 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ijcd.v2i01.871

Abstract

Abstrak. Kekerasan terhadap anak dapat diartikan sebagai setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikilogis, termasuk penelantaran dan merendahkan martabat anak Dalam menjalankan kehidupannya, banyak diantara anak-anak yang mendapatkan haknya dan dapat tumbuh berkembang dengan baik, namun masih ada anak-anak yang tidak terpenuhi haknya sehingga mereka mengalami tindak kekerasan, maka untuk itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi pendamping sosial pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (2) bentuk-bentuk kekerasan yang dihadapi oleh anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (3) prosedur pendampingan sosial yang harus dilakukan oleh pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan. penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif untuk menggali informasi supaya dapat memenukan penjelasan mengenai peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus KTA. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah dua orang dengan rincian satu orang kutua devisi pendidikan dan pelayanan pendampingan kasus dan satu orang pendamping sosial yang ada di P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengolahan data dan analisis data dilakuakan dengan tiga langkah yaitu: data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kompetensi pendamping sosial ditinjau dari segi jenjang pendidikan, standar kompetensi seorang pendamping sosial belum tercapai karena latar belakang pendidkan; (2) bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak yang terjadi di P2TP2A adalah kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran, kasus inilah yang sering pendamping sosial damping; (3) Prosedur pendampingan yang di berikan oleh pihak P2TP2A terhadap korban/klien sudah berjalan dengan baik, dilihat dari prosedur dan layanan yang diberikan oleh pendamping sosial terhadap klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi klien tersebut. Maka dari itu dapat dikatakan bahwasanya perenan pendamping sosial sangat dibutuhkan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahannya.
Identifikasi Sikap Empati Pengasuh pada Anak Binaan Panti Asuhan Ulya, Rauzatul; Yusuf, M. Jamil; Indra, Syaiful
Indonesian Journal of Counseling and Development Vol. 2 No. 1 (2020): July 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ijcd.v2i01.874

Abstract

Abstrak. Empati adalah kemampuan merasakan emosi orang lain baik secara fisiologis maupun mental yang terbangun pada berbagai keadaan batin orang lain. Perubahan biologis ini akan muncul ketika individu berempati dengan orang lain. Hal yang tidak sesuai dengan diharapkan adanya pengasuh yang cuek, tidak peduli dan antipati, sehingga membuat anak asuh tidak berani berkomunikasi langsung dengan pengasuhnya sehingga membuat anak asuh kurang nyaman dan betah tinggal di panti asuhan. Oleh karena itu yang menjadi tujuan umum penelitian ini yaitu: untuk mengetahui identifikasi sikap empati pengasuh pada anak binaan pada Panti Asuhan Bumi Moro Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan tujuan khususnya yaitu: untuk mengetahui bentuk-bentuk empati pengasuh dalam pengasuhan anak binaan, untuk mengetahui sikap pengasuh yang menunjukkan empati pada anak binaan dilihat dari verbal dan non verbal, untuk mengetahui respon anak binaan terhadap empati yang diberikan oleh pengasuh. Metode yang digunakan adalah deskriptif pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara dengan teknik purposive sampling dengan 5 kriteria dan 7 orang responden, teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini meliputi: (1) Bentuk-bentuk empati pengasuh dalam pengasuhan anak binaan sudah berhasil dilakukan dengan cara memeluk, meranggkul dan mengusap kepala anak asuh ketika mendengarkan persoalan yang dialami anak asuh di panti asuhan. (2) Sikap pengasuh yang menunjukkan empati pada anak binaan dilihat dari verbal dan non verbal pengasuh sudah memberikan perhatikan terhadap anak asuh dengan cara menjenguk anak asuh ke kamar, duduk bersama anak asuh, ikut makan bersama dan sebagainya sehingga anak asuh merasa ada yang peduli terhadap dirinya. (3) Respon anak binaan terhadap empati yang diberikan oleh pengasuh diketahui bahwa anak asuh bahagia dan nyaman tinggal di panti asuhan karena memiliki pengasuh yang lemah lembut dan perhatian terhadap diri anak asuh. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap empati pengasuh dapat membantu mengetahui perasaan dan kondisi yang dialami oleh anak binaan.