Pengelolaan lahan gambut secara intensif dengan pupuk kimia dalam jangka panjang berpotensi menurunkan kesuburan tanah, mempercepat laju subsiden, dan meningkatkan kerentanan ekosistem terhadap kebakaran. Penerapan pertanian organik berbasis agroforestri menjadi alternatif strategis karena mampu memperbaiki kualitas tanah sekaligus menjaga keseimbangan ekologi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, dengan melibatkan kelompok tani sebagai mitra utama. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, survei ketersediaan bahan baku pupuk organik, pelatihan pengolahan kotoran kambing dan limbah budidaya lele sebagai pupuk organik padat maupun cair, serta penerapan sistem agroforestri yang mengombinasikan tanaman tahunan dan semusim di lahan gambut. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara terstruktur, serta analisis deskriptif kualitatif terhadap capaian kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa integrasi pupuk organik dengan sistem agroforestri mampu meningkatkan pemahaman petani mengenai pentingnya pengelolaan hara berkelanjutan di lahan gambut. Pupuk organik dari kotoran kambing memiliki kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium relatif tinggi, sedangkan air kolam lele efektif digunakan sebagai pupuk cair yang mudah diaplikasikan. Kombinasi tanaman tahunan dan semusim dalam agroforestri memperlihatkan hubungan komplementer, baik dari aspek ekologi maupun ekonomi. Kegiatan ini menyimpulkan bahwa sistem pertanian organik berbasis agroforestri di lahan gambut layak dikembangkan karena terbukti memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat daya saing hasil pertanian organik. Disarankan adanya penguatan kapasitas petani melalui pelatihan berkelanjutan, dukungan sarana pengolahan pupuk organik.
Copyrights © 2025