Penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk, makna, dan fungsi makian dalam masyarakat penutur bahasa Angkola, sebuah kelompok etnolinguistik di Sumatera Utara. Fokus kajian diarahkan pada hubungan antara ujaran kasar dan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat tersebut. Melalui pendekatan sosiolinguistik dan metode observasi partisipatif, ditemukan bahwa makian dalam bahasa Angkola tidak semata-mata mencerminkan ekspresi kemarahan, tetapi juga menggambarkan norma sosial, moralitas, dan pandangan hidup masyarakat. Makian-makian tersebut dikategorikan berdasarkan tema seperti agama, kelamin, profesi, binatang, hingga makhluk supranatural. Beberapa di antaranya memiliki fungsi ekspresif negatif, sedangkan sebagian kecil lainnya digunakan secara humoris sebagai penanda keakraban. Temuan ini menunjukkan bahwa bahasa makian dalam masyarakat Angkola memiliki dimensi pragmatis yang kompleks: (1) sebegai bentuk ekspresi marah atau jengkel dan (2) sebagai bentuk pengakraban suasana atau sapaan. dan dapat menjadi cermin nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi.
Copyrights © 2025